Konflik Israel-Palestina, Pengamat: Berpeluang Beri Dampak Buruk bagi Ekonomi Indonesia

Al-Qadri Ramadhan
Pengamat Konflik Timur Tengah dan Diplomasi Indonesia yang juga akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Masyrofah dalam acara FMB9 Dirjen IKP Kominfo, Senin (3/6/2024) (Foto: Kemenkominfo RI)
Pengamat Konflik Timur Tengah dan Diplomasi Indonesia yang juga akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Masyrofah dalam acara FMB9 Dirjen IKP Kominfo, Senin (3/6/2024) (Foto: Kemenkominfo RI)

JAKARTA, Quarta.id- Pengamat Konflik Timur Tengah dan Diplomasi Indonesia yang juga akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Masyrofah, menyebut Indonesia menjadi salah satu negara yang terancam secara ekonomi akibat dinamika geopolitik di Timur Tengah.

Hal tersebut merujuk pada kondisi dimana Indonesia merupakan pengimpor minyak yang bersumber dari negara-negara di Timur Tengah.

“Ini menjadikan titik poin bahwa isu Palestina bukan isu yang harus berlarut-larut lagi, harus segera diselesaikan,” ujar Musyarofah dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Komunikasi dan Informatika Publik, Kementrian Kominfo, dikutip dari portal berita Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, infopublik.go.id.

BACA JUGA: Indonesia Dorong Negara Lain Tiru Spanyol, Norwegia, dan Irlandia yang Resmi Akui Negara Palestina

Pada dialog dengan tema ‘Menakar Dampak Konflik Timur Tengah bagi Indonesia’ yang berlangsung Senin (3/6/20).disebukan, konflik berkepanjangan hanya akan mengganggu berbagai sektor perekonomian.

Misalnya mengganggu rantai pasokan barang dan jasa, yang pada akhirnya berimbas pada kenaikan harga produk dan inflasi.

Karena itu, Masyrofah menilai, pengakuan dari tiga negara Eropa, yakni Norwegia, Irlandia, dan Spanyol, serta pemberian hak penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Palestina harus dijadikan momentum untuk penyelesaian konflik Israel-Palestina.

BACA JUGA: Tiga Negara Eropa Resmi Akui Negara Palestina, Menlu Norwegia: Tonggak Sejarah!

“Tiga negara Eropa sudah mengakui negara Palestina, ini jadi momentum bahwa isu Palestina ini harus segera diselesaikan, tidak boleh berlarut-larut lagi,” tuturnya.

Masyrofah melihat, penyelesaian konflik menjadi krusial karena bukan hanya meringankan penderitaan masyarakat Palestina, tetapi juga untuk mencegah dampak ekonomi global yang lebih luas.

Lebih jauh Masyrofah mengamini, Indonesia dapat memainkan peran penting dengan menggunakan pengaruh diplomatiknya untuk mendorong dialog dan perundingan damai antara pihak-pihak yang berkonflik.

BACA JUGA: Dukung Rakyat Palestina, Kanada Stop Penjualan Senjata ke Israel

Salah satunya diplomasi Indonesia yang konsisten mendorong Solusi Dua Negara atau Two State Solutions antara Israel dan Palestina menjadi jalan keluar terbaik untuk mencegah konflik yang berlarut-larut.

“Two State Solutions menjadi salah satu solusi, sehingga pada akhirnya konflik ini bisa diselesaikan,” ujarnya.

BACA JUGA: Palestina Menang Telak di Majelis Umum PBB, 143 Negara Dukung Hak dan Keistimewaan Diperluas

Namun, Masyrofah mengingatkan bahwa upaya diplomasi harus diiringi dengan langkah-langkah konkret untuk mencegah dampak buruk ekonomi yang lebih luas. Hal ini termasuk diversifikasi sumber energi, memperkuat ketahanan pangan, dan mendorong perdagangan dan investasi antar negara.

“Jadi menjaga kestabilan ekonomi Indonesia sangat penting, karena dinamika geopolitik di Timur Tengah berdampak langsung ke Indonesia,” ujarnya.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *