Ini Tanda-tanda Awal Perundungan di Sekolah, Guru Wajib Kenali

admin
Poster yang mengampanyekan pentingnya pencegahan bullying atau perundungan terhadap anak oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan  Perlindungan Anak. (@kpp_pa)
Poster yang mengampanyekan pentingnya pencegahan bullying atau perundungan terhadap anak oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (@kpp_pa)

JAKARTA, Quarta.id– Perundungan (bullying) yang terjadi di satuan pendidikan atau sekolah seharusnya bisa dicegah oleh para guru.

Pencegahan bisa dilakukan jika guru peka dengan tanda-tanda alarm bahaya yang ditunjukkan oleh siswa.

Peneliti Sosiologi Pendidikan pada Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Anggi Afriansyah mengatakan, pemahaman akan alarm tanda bahaya ini merupakan langkah paling efektif untuk mengantisipasi terjadinya perundungan di sekolah.

“Saya yakin dalam peristiwa perundungan itu pasti ada tanda-tanda sebelum terjadi. Hanya, sering guru di sekolah kurang baik dalam memasang alarm tanda bahaya ini,” ujarnya kepada Quarta.id, Jumat (06/10/2023).

BACA JUGA: Kasus Perundungan Anak Kian Marak, Ini Tindakan Kementerian PPPA

Dijelaskan, guru bimbingan konseling (BK) atau wali kelas harus punya kesadaran yang cukup kalau tahu ada hal aneh yang tiba-tiba terjadi pada seorang siswa.

Anak yang mengalami perundungan atau kekerasan umumnya menunjukkan simbol-simbol tertentu sebelum peristiwa terjadi.

“Tanda-tandanya adalah kalau ada siswa yang tiba-tiba murung, atau tiba-tiba enggak mau masuk sekolah, atau turun motivasi belajarnya. Harusnya alarm seperti bisa diamati oleh guru,” ujarnya.

BACA JUGA: Alarm Darurat Perundungan Anak!

Ironisnya, tidak semua guru memiliki kepekaan akan bahaya tersebut, bahkan ada di antara guru yang sama sekali belum memahami bahkan ketika tanda-tanda kekerasan tersebut ada di hadapannya.

“Teman saya seorang guru bercerita kalau dia melihat guru yang justru menertawakan siswa yang mengadukan bullying atau kekerasan yang dialaminya. Anak ditertawakan karena dianggap mentalnya kurang kuat, dibilangi lemah karena baru begitu saja sudah mengadu,” jelasnya.

Anggi menyebut posisi-posisi seperti itu yang justru melemahkan mereka yang di-bully. dan sebaliknya, memudahkan para pelaku untuk leluasa melakukan tindakannya.

“Itu yang terjadi. Tidak ada kesadaran terhadap alarm tanda bahaya yang dimunculkan anak di sekolah,” keluhnya.

BACA JUGA: Hati-hati Bunda, Ini Penyebab Makin Banyak Anak Terkena Diabetes!

Namun, dia mengakui memang sering ada keterbatasan yang dihadapi guru dalam memahami tanda-tanda pada siswanya, terutama jika jumlah siswa di sekolah itu terlalu banyak.

Dalam kondisi seperti itu guru kadang kurang bisa mengenal satu demi satu siswanya.

“Jadi bagaimana mau memahami persoalan yang dihadapi siswa kalau mereka kurang kenal siswanya karena jumlahnya yang terlalu banyak,” ujarnya.

Masyarakat Tanah Air dihebohkan dengan video perundungan yang melibatkan siswa sebuah SMPN di Cilacap, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Diberikan Kuota Pada Seleksi CPNS, Ini Hal Penting Terkait Formasi Khusus Penyandang Disabilitas

Video perundungan yang viral tersebut menunjukkan korban FF (14) yang dianiaya di lingkungan sekolahnya oleh seorang temannya, MKY (15). Korban harus dirawat di rumah sakit karena mengalami patah tulang rusuk.

Penyebab kekerasan hanya karena korban mengklaim sebagai anggota geng yang dipimpin oleh pelaku MKY.

Dua pelaku perundungan, yakni MKY dan WS (14) kini sudah jadi tersangka. Mereka dijerat pasal berlapis dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *