Seasoldier: Oase di Tengah Apatisme Publik pada Isu Lingkungan

Ahmad Riyadi
Founder Seasoldier, Dinni Septianingrum saat tampil pada sesi talk show pameran Deep and Extreme Indonesia (DXI) 2024. (Foto: Istimewa)
Founder Seasoldier, Dinni Septianingrum saat tampil pada sesi talk show pameran Deep and Extreme Indonesia (DXI) 2024. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, Quarta.id- Kepedulian Masyarakat Indonesia terhadap isu lingkungan masih berada pada level yang rendah. Hal itu setidaknya tergambar dari hasil survei “Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup” yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018 lalu.

Penelitian itu memperlihatkan bahwa sekitar 72 persen masyarakat Indonesia masih tidak peduli dengan masalah sampah, sebagaimana dikutip dari website menlhk.go.id.

Kondisi ini menuntut peran semua pihak untuk bahu membahu menumbuhkan kesadaran publik terkait persoalan lingkungan, terkhusus masalah sampah yang menjadi objek ada penelitian tersebut.

BACA JUGA: Dari Pawai Bebas Plastik 2023: Pemerintah Diminta Serius Tangani Polusi Sampah Plastik

Pemerintah, komunitas hingga koorporasi didorong mengambil peran sesuai porsinya masing-masing untuk mengurai sekaligus mencari jalan keluar terkait persoalan lingkungan.

Founder Seasoldier, Dinni Septianingrum membenarkan pentingnya kolaborasi semua pihak terkait problem lingkungan yang menjadi isu global saat ini.

“Pemerintah, dunia usaha dan individu punya perannya masing-masing yang harusnya bisa dimaksimalkan, agar persoalan-persoalan yang ada menemukan jalan keluar,” ucap Dinni Septianingrum, Sabtu (1/6/2024) saat berbicara pada sesi talk show pameran Deep and Extreme (DXI) 2024 di JCC Senayan, Jakarta Pusat.

BACA JUGA: Limbah Popok Capai 34 Ribu Ton per Hari, Kenali Bahayanya untuk Lingkungan!

Seasoldier sendiri berdiri pada tahun 2015 diinisiasi oleh artis Nadine Chandrawinata berpartner dengan Dini Septianingrum. Hingga kini, Seasoldier yang berbentuk yayasan ini sudah hadir pada 17 wilayah di Indonesia.

Dengan begitu banyak problem yang mebutuhkan intervensi, lebih lanjut Dinni menyebut perlunya komitmen berbagai pihak diwujudkan dalam aksi nyata.

“Seasoldier misalnya, hampir 10 tahun concern pada konservasi mangrove dan juga persoalan lain pada wilayah pesisir, semisal masalah sampah dan pencemaran,” ucap Dinni pada talk show tersebut.

BACA JUGA: Hari Bumi 2024: Yuk, Kenali Manfaat Mangrove untuk Bumi dan Kehidupan Manusia

“Dalam perjalanannya, gerakan kami juga melakukan upaya penyadaran dengan menggalang generasi muda atau Gen Z dan memperluas jejaring ke berbagai daerah di Idonesia,” lanjut Dinni.

Project Coordinator Seasoldier Bali, Mega Prima membenarkan situasi dimana Indonesia membutuhkan lebih banyak peran aktif, terutama generasi muda menghadapi masalah sosial dan lingkungan yang ada saat ini.

“Di Bali, aksi Clean Up menjadi salah satu kegiatan yang digalakkan Seasoldier dengan manggaet kalangan muda,” ucap Mega.

BACA JUGA: Earth Hour 2024: Anak Muda Didorong Tunjukkan Aksi Nyata untuk Lingkungan

Menurut Mega, dengan aksi-aksi nyata, minimal bisa memberi pesan kepada generasi muda dan Masyarakat luas akan masalah yang ada dan membutuhkan peran aktif dari mereka.

Pada seri talkshow DXI 2024 yang mengangkat tema “Mangrove, The Earth Super Plants” itu, presenter dan pegiat traveling Medina Kamil hadir pula sebagai pembicara.

Dirinya memberi apresiasi pada Seasoldier yang dinilainya telah memberi kontribusi positif pada giat konservasi di Indonesia.

“Seasoldier menjadi satu diantara beberapa teman-teman pegiat gerakan sosial yang hingga saat ini aktif menyuarakan dan melakukan aksi nyata,” imbuh Medina.  

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *