LONDON, Quarta.id– No Room for Racism. Kalimat ini bisa dengan mudah ditemukan di lengan jersey setiap pemain klub Premier League.
Slogan yang ditulis dengan huruf mencolok tersebut menyiratkan semangat dan kesungguhan Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) dan Asosiasi Pemain Profesional (PFA) Inggris untuk memerangi aksi rasisme dalam sepakbola.
BACA JUGA: Hawa Panas Derby London Utara, Spurs Berambisi Jegal Arsenal Raih Trofi Liga Primer
No Room for Racism tentu bukan slogan gimmick semata. Buktinya, sanksi atas pelanggaran rasis kembali dijatuhkan kepada pemain Premier League.
Rodrigo Bentancur, gelandang Tottenham Hotspur pekan ini divonis bersalah atas ucapan bernada rasis kepada rekan setimnya di Spurs, Son Heung-min pada Juni lalu.
Bentancur harus absen dalam tujuh pertandingan akibat sanksi larangan bermain yang diterima dari FA.
Tak pelak sanksi ini jadi pukulan berat bagi Spurs. Sejumlah laga penting harus dijalani klub London Utara ini tanpa kehadiran gelandang berkebangsaan Uruguay tersebut. Termasuk, saat laga krusial melawan Manchester City di Etihad Stadium pada pekan ke-12 Premier League, Sabtu (23/11/2024).
BACA JUGA: VAR Berpeluang Besar Dihapus di Premier League Musim Depan, Ini Sebabnya
Hukuman bagi Bentancur bermula dari lontaran benada rasial yang ditujukan kepada rekan setimnya yang juga kapten The Lilywhites, Son Heung-min.
Bisa jadi, Lolo, panggilan akrab pemain yang didatangkan dari klub Serie-A Juventus pada 2022 tersebut, hanya berniat bercanda. Mungkin saja tidak ada niatan untuk melakukan penghinaan rasial terhadap rekan yang juga seniornya di klub tersebut.
Namun, apa hendak dikata, ucapannya terlanjur melukai hati banyak orang, terutama warga Korea Selatan, negara asal Son.
BACA JUGA: Klub Elkan Baggott Ipswich Town Tampil di Premier League Musim Depan
Dalam sebuah wawancara TV pada Juni 2024 di negara asalnya, Uruguay, pemain berusia 27 tahun itu diminta memberikan kaos milik salah satu pemain Spurs.
“Milik Sonny?” kata Bentancur bertanya. “Bisa jadi itu sepupu Sonny (panggilan akrab Son) juga karena mereka semua terlihat sama.”
Bagi FA, pernyataan Bentancur sebuah pelanggaran berat. Selain sanksi larangan bermain, pemain kelahiran 25 Juni 1997 itu juga didenda £100.000.
BACA JUGA: Pecahkan Rekor Pemain Termahal Spurs, Solanke Bakal Jadi Jelmaan Harry Kane?
Bentancur sudah mengakui kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf atas ucapannya itu. Pemain yang memiliki kontrak di Spurs hingga 2026 ini juga sudah berbicara langsung dan meminta maaf kepada Son. Permintaan maafnya pun sudah diterima Son.
Namun, ini Liga Inggris. Bentancur sedang bermain di negara yang sangat menjunjung tinggi kesetaraan etnis dan memberi penghormatan tertinggi pada perbedaan ras manusia.
Kata maaf dan pengakuan dosa saja sering tidak cukup untuk menghapus kesalahan atas ucapan atau sikap yang bertendensi merendahkan martabat kemanusiaan.
BACA JUGA: Harry Kane yang Berjuang Melawan Kutukan
Konsisten Memerangi Rasisme
Di sinilah kehebatan Liga Inggris, satu di antara kompetisi sepakbola terbaik dunia saat ini. Kampanye antirasisme dilakukan dengan banyak cara. Lihat saja, dalam pertandingan tertentu di Premier League para pemain diwajibkan melakukan aksi berlutut setiap jelang kick off.
Ini adalah bagian dari aksi mendukung kampanye Black Lives Matter, sebuah gerakan untuk melawan rasisme, diskriminasi, dan kesenjangan terhadap orang kulit hitam yang dimulai oleh komunitas Afrika-Amerika di Amerika Serikat..
BACA JUGA: City Cetak Sejarah Juara Empat Kali Beruntun atau Arsenal Akhiri Penantian 20 Tahun?
Bentancur bukan pemain pertama yang disanksi berat oleh FA. Sejumlah pemain yang merumput di Liga Inggris juga pernah mendapat sanksi serupa akibat kasus yang sama.
Di antaranya,, penyerang Liverppol Luiz Suarez, pada Desember 2011, dijatuhi sanksi larangan bertanding delapan laga oleh FA akibat aksi rasisnya kepada bek Manchester United, Patrice Evra. Evra yang berasal dari Prancis mengaku berkali-kali dihina oleh Suarez dengan panggilan n*gro.
Klub Terima Keputusan FA
Spurs jelas menderita kerugian karena pemain kuncinya disanksi, namun manajemen The Lilywhites bisa memahami keputusan FA. Tottenham telah menerima bahwa Bentancur memang pantas dihukum atas komentar yang dia buat.
BACA JUGA: UEFA Resmi Ubah Format Liga Champions, Gunakan Sistem Liga, Pertandingan Lebih Banyak
Menurut The Guardian, Spurs telah menerima keputusan bersalah FA namun mengajukan banding atas lamanya larangan bermain dan berharap hukuman Bentancur dikurangi menjadi enam pertandingan.
Manajemen Spurs meyakini bahwa Bentancur tidak bermaksud melakukan pelanggaran dalam pernyataannya. Dalam pembelaannya di sidang FA, Bentancur juga mengaku menanggapi dengan sinis pewawancara yang menyebut Son sebagai “orang Korea”.
BACA JUGA: Format Baru Liga Champions Manjakan Fans Bola dengan Laga Big Match, Cek Klub Favoritmu
Daripada ikut menghukum Bentancur, Tottenham diketahui telah memutuskan untuk memberikan lebih banyak pelatihan keberagaman dan kesetaraan untuk para pemain mereka. Pelatihan berlangsung selama musim panas. Bentancur sendiri diperintahkan mengikuti program pendidikan tatap muka oleh FA.
Sanski telah dijatuhkan dan fans Tottenham harus bersabar menunggu pemain yang jadi pilihan utama pelatih Ange Postecoglou di lini tengah itu kembali lagi ke lapangan jelang tahun baru nanti.
Bentancur akan absen pada kunjungan Spurs ke kandang City, juga akan melewatkan lima pertandingan Premier League berikutnya, serta perempat final Carabao Cup melawan Manchester United pada 19 Desember.
Tottenham berharap ada keringanan sanksi, namun peraturan FA menyatakan bahwa skorsing minimum untuk pelanggaran berat adalah enam pertandingan. Artinya, maksimal hanya ada pengurangan satu pertandingan jika banding Spurs diterima.
Spurs berharap Bentancur sudah kembali untuk kunjungan ke Stadion Anfield melawan Liverpool di momen boxing day pada 22 Desember.