Keseringan Debat Kusir Soal Pilpres di Media Sosial Bisa Ganggu Kesehatan? Ini Kata Ahli

Siti Lestari
Ilustrasi remaja sedang mengakses media sosial. (Foto: unsplash.com/Steiner Engeland)
Ilustrasi remaja sedang mengakses media sosial. (Foto: unsplash.com/Steiner Engeland)

JAKARTA, Quarta.id- Era hadirnya media sosial memberi pengaruh pada konfrontasi pendukung partai politik atau kubu tertentu saat berlangsungnya kontestasi politik, termasuk jelang pilpres.

Beda pendapat dan adu argumen mewarnai jagad media sosial setiap jelang pemilihan presiden dan wakil presiden tiba.

Bahkan, beberapa insiden sosial tidak jarang diawali dari saling sindir dan beda pendapat di media sosial terkait pilihan politik. Sesuatu yang lazim kita dengar atau temui pada musim politik seperti saat ini.

BACA JUGA: Mengenal Social Anxiety Disorder, Gangguan Kesehatan Mental yang Paling Banyak Menimpa Remaja Indonesia

Tapi tahukah Anda? terlalu sering terlibat debat kusir terkait pilihan politik, bahkan ketika sekedar melihat (membaca) perdebatan di media sosial, termasuk dalam urusan politik, bisa mempengaruhi kualitas kesehatan mental hingga menjadi pemicu munculnya jenis penyakit tertentu.

Mengakses media sosial dengan intensitas tertentu seperti melakukan interaksi dengan pengguna lain dengan cara berdebat, salin ejek hingga mencaci menjadi penyebab meingkatnya tekanan psikologis yang bisa berujung stres hingga depresi.

BACA JUGA: Alarm Darurat Perundungan Anak!

Menurut dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter, seseorang yang stres akan mengalami perubahan pada sistem otaknya, terutama area hipotalamus yang berhubungan dengan sistem hormonal otak serta saraf otonom.

“Ketika stres tidak diadaptasi baik oleh otak, maka terciptalah produksi hormon stres bernama kortisol yang berfungsi membalikkan keadaan normal fisiologis dari tubuh. Hormon tersebut dapat membuat peningkatan gula darah, peningkatan denyut jantung, menurunkan produksi antibodi, serta meningkatkan lemak dalam darah,” kata dr. Reza Fahlevi pada artikel di laman klikdokter.com.  

BACA JUGA: Cuaca Terik Sebabkan Gangguan Mental? Ini Penjelasannya

Lebih lanjut, dr. Reza mengatakan bahwa efek tersebut berkaitan dengan munculnya penyakit-penyakit kronis, seperti darah tinggi atau hipertensi, penyakit jantung, serangan, dan stroke.

Interaksi dan hubungan sosial pada dunia nyata lebih dianjurkan untuk menghindari dampak buruk dari kehadiran sosial media, terutama jika digunakan untuk hal-hal yang sifatnya konfrontatif.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *