JAKARTA, Quarta.id- Produksi sampah rumah tangga selalu meningkat di bulan Ramadan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2023, peningkatan timbunan sampah di bulan Ramadan mencapai 20%.
Di luar bulan Ramadan pun, masalah sampah sudah memicu persoalan lingkungan yang serius. United Nations Environment Programme memperkirakan sebanyak 23 hingga 37 juta metrik ton sampah plastik mengalir ke laut setiap tahunnya pada 2040. Jumlah ini setara dengan 50 Kg plastik per meter dari garis pantai di seluruh dunia.
BACA JUGA: Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional dan Bulk Store yang Terus Menggeliat
Perlu sebuah gerakan yang mengedukasi masyarakat akan pentingnya menganut gaya hidup berkelanjutan dalam kehidupan sehar-hari. Gaya hidup berkelanjutan merupakan kebiasaan yang memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan manusia dengan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan.
Gaya hidup berkelanjutan dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari, antara lain dengan membawa tas belanja dan botol minum serta alat makan ramah lingkungan, melakukan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), menggunakan transportasi umum, menghemat air dan listrik, menanam pohon dan mendukung produk lokal ramah lingkungan.
BACA JUGA: Earth Hour 2024: Anak Muda Didorong Tunjukkan Aksi Nyata untuk Lingkungan
Berangkat dari kesadaran pentingnya edukasi gaya hidup berkelanjutan, sejumlah organisasi yang tergabung dalam Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi (KFLHK) menginisiasi gerakan bertajuk Green Ramadan.
Tujuan utama gerakan Green Ramadan yaitu mengajak masyarakat agar menerapkan gaya hidup berkelanjutan untuk mewujudkan lingkungan lestari dan berkelanjutan.
“Kami akan terus mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Harapannya, melalui gerakan ini, kita dapat mendukung target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals”, ujar Direktur Eksekutif Belantara Foundation yang juga Ketua KFLHK, Dolly Priatna, melalui keterangan tertulis, Rabu (27/3/2024).
BACA JUGA: Ramadan dan Food Waste yang Makin Memprihatinkan
Hal ini membutuhkan langkah aktif kolaborasi agar mencapai solusi komprehensif dan berkelanjutan dalam mendorong penerapan gaya hidup berkelanjutan.
KFLHK kini menjadi wadah keterlibatan aktif lembaga filantropi untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup, serta menjadi forum diskusi bagi pemerhati lingkungan.
“Gotong royong antarpegiat filantropi harus kita perkuat dan tingkatkan untuk menjangkau masyarakat lebih luas serta berdampak dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan,” ujar Gusman Yahya, Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia.
BACA JUGA: Hari Air Sedunia, Peneliti UGM Ungkap Bahaya Logam Berat yang Cemari Sungai di Yogyakarta
Rangkaian kegiatan Green Ramadan 2024 yaitu instagram live series, kompetisi foto, webinar nasional dan konten edukasi tentang pentingnya menerapkan gaya hidup berkelanjutan di Instagram serta sedekah pohon dan eco takjil.
Rangkaian kegiatan tersebut dilakukan lebih kurang selama 30 hari, pada periode 10 Maret 2024 hingga 10 April 2024.
Organisasi KFLHK yang terlibat dalam gerakan ini yaitu Perhimpunan Filantropi Indonesia, Dompet Dhuafa, Belantara Foundation, Lindungi Hutan, IDFOS Indonesia, CIS Timor, ESWKA Foundation, Greeneration Foundation, dan Communication for Change.