LONDON, Quarta.id– Chelsea tersingkir dari ajang Piala FA usai kalah 0-1 dari Manchester City pada laga semifinal di Stadion Wembley, Sabtu (20/4/2024) malam WIB.
Sebuah kekalahan yang bagi sebagian orang sulit dipahami karena The Blues sesungguhnya bermain cukup baik dan memiliki banyak peluang.
Striker Chelsea Nicolas Jackson sedikitnya memiliki tiga peluang bagus namun semuanya gagal menjadi gol. Satu di antaranya peluang emas di babak pertama ketika dia sudah berhadapan dengan penjaga gawang City, Stefan Ortega, namun ia justru terlihat bingung harus melakukan apa.
BACA JUGA: City vs Chelsea di Semifinal Piala FA, The Citizens Bangkit atau Kian Terpuruk?
Alih-alih mencoba mengambil keputusan shoot ke gawang, dalam situasi genting itu dia akhirnya “mengoper” bola ke bek lawan dan peluang emas The Blues pun menguap begitu saja.
Ketajaman bisa disimpulkan sebagai problem utama Chelsea di laga penting tersebut sehingga tim asal London ini kembali harus kehilangan kesempatan mengangkat trofi setelah sebelumnya juga kalah 0-1 dari Liverpool di babak final Carabao Cup 2024.
Melempemnya lini serang Chelsea terasa ironis lantaran di laga terakhir sebelumnya di Premier League, Enzo Fernandez cs membungkam Everton enam gol tanpa balas.
BBC dalam ulasannya tentang laga semifinal ini menyebut ketajaman penyerang Chelsea tetap menjadi salah satu kelemahan besar dalam transfer besar-besaran dan disfungsional yang dimulai di era Todd Boehly.
BACA JUGA: Ketangguhan Mental Real Madrid Pupus Mimpi Man City Raih Treble Beruntun
“Bahwa tidak ada satu pun dari belanja bebas yang liar ini yang menghasilkan striker yang andal,” demikian analisis yang dikutip dari bbc.com, Minggu (21/4/2024).
Di luar perkara barisan penyerang yang mandul, unsur kesialan juga layak dimasukkan sebagai satu faktor yang membuat anak asuh Mauricio Pochettino tumbang. Ada peluang Chelsea mendapatkan penalti namun sang pengadil lapangan, Michael Oliver, justru punya pandangan berbeda.
Itu terjadi saat bola tendangan bebas Cole Palmer di menit ke-54 terlihat mengenai tangan Jack Grealish saat membuat pagar betis bersama Juan Alvares dan Kevin De Bruyne.
Wasit Oliver merasa itu bukan handball sehingga tidak menunjuk titik putih. VAR pun sudah mengecek insiden tersebut dan keputusannya tidak berubah meski pemain Chelsea sempat melakukan protes keras.
Kemenangan City akhirnya ditentukan oleh gol telat Bernardo Silva di menit ke-84. Anak asuh Pep Guardiola menunjukkan mental juara sehingga mampu bertahan dari gempuran lawan dan berbalik mencuri gol di menit-menit akhir pertandingan.
Faktor kelelahan juga tampak cukup memengaruhi performa The Citizens karena laga kontra Chelsea ini hanya berselang 72 jam setelah mereka tumbang dari Real Madrid.di perempatfinal Liga Champions.
Mauricio Pochettino yang lagi-lagi gagal meraih trofi pertamanya di Inggris mencoba menerima hasil laga dengan filosofis.
BACA JUGA: PSG dan Dortmund Amankan Tiket Semifinal Liga Champions
Ketika berbicara kepada BBC, dia mengaku anak asuhnya tidak mampu tampil klinis di depan gawang…
“Kami menciptakan banyak peluang… secara keseluruhan kami sedikit lebih baik… kami harus klinis dan kami tidak melakukannya hari ini,” ujarnya dikutip dari laman The Guardian, Minggu (21/4/2024)
Dia lantas mengajukan argumentasi yang seolah menjawab kritikan perihal lini serang The Blues yang kurang tajam pada laga semifinal itu.
“Senin lalu kami mencetak enam gol, hari ini kami tidak mencetak gol… itulah sepak bola… itu adalah pertandingan yang sangat sulit, kami memainkan tim yang sangat bagus… itu tidak mudah tetapi kami memainkan permainan yang bagus dan berkompetisi dengan sangat baik. Kami harus mengambil hal-hal positif ke depan,” ujar mantan pelatih kepala Tottenham Hotspur ini.
BACA JUGA: Munchen Kandaskan Arsenal, Madrid Singkirkan City lewat Drama Adu Penalti
Poch memilih melupakan hasil mengecewakan di Piala FA dan fokus pada laga di Premier League.
“Selasa depan (di Premier League melawan Arsenal), kami tidak akan punya banyak hari untuk pulih. Ini akan menjadi pertandingan sulit lainnya, kami akan mencoba berada dalam posisi yang hampir berada di (kompetisi) Eropa,” ujar pelatih asa Argentina itu.