Prabowo Bangun Koalisi Gemuk, Ini Plus Minus Capres Didukung Banyak Partai

admin
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkunjung ke kediaman calon presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Minggu (17/09/2023). Turut hadir ketua umum parpol anggota Koalisi Indonesia Maju. (FOTO: X/Twitter @Gerindra)
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkunjung ke kediaman calon presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Minggu (17/09/2023). Turut hadir ketua umum parpol anggota Koalisi Indonesia Maju. (FOTO: X/Twitter @Gerindra)

JAKARTA, Quarta.id- Koalisi pendukung calon presiden Prabowo Subianto kini menjadi gemuk menyusul bergabungnya Partai Demokrat.

Masuknya Demokrat membuat Koalisi Indonesia Maju kini beranggotakan empat partai. Sebelumnya sudah ada Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan Partai Golkar yang mendukung Prabowo.

Total jumlah kursi DPR yang dimiliki empat partai pendukung Prabowo saat ini adalah 261 atau setara 45% total kursi parlemen. Belum lagi Prabowo juga didukung partai nonparlemen yaitu Partai Bulan Bintang.

BACA JUGA: Ombudsman: Jangan Hanya Tunda PHK 2,3 Juta Honorer, Segera Beri Mereka Kejelasan Status

Capres yang disokong koalisi gemuk memiliki plus minus. Pengamat politik yang juga akademisi Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan, koalisi gemuk memang tidak menjamin kemenangan, namun bagus buat capres.

“Koalisi besar itu bagus  artinya capres membangun kekuatan besar, itu untuk membangun psikologi kemenangan. Semakin banyak maka akan terlihat semakin kuat,” ujarnya saat dihubungi Quarta.id,  Senin (18/09/2023).

Selain itu, dengan koalisi besar yang melibatkan banyak partai besar juga bisa menambah rasa percaya diri Prabowo untuk bisa bersaing dan menjadi capres unggul.

BACA JUGA: Konoha-Wakanda Bukti Warga Takut Mengkritik, Pengamat: Saatnya Kampus Jadi Pusat Berpikir Kritis

Kelebihan lain koalisi besar yang dimiliki Prabowo yakni dia bisa menggabungkan kekuatan antara partai nasionalis dan partai religius. Selain itu juga bisa menggabungkan partai pendukung pemerintah dan partai oposisi yaitu Demokrat.

Hanya, kelemahan koalisi gemuk adalah soliditas yang mudah goyah sehingga anggota koalisi harus mampu menjaga soliditasnya.

BACA JUGA: Prabowo Dinilai Tersandera, Koalisinya Rapuh dan Rentan Bubar, Ini Penyebabnya

“Semakin banyak kepala, maka tentu persepsinya harus sama. Kalau tidak, ya bisa menimbulkan kesalahpahaman,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.

Ujang mengingatkam tantangan Prabowo dan koalisinya adalah membangun kesepahaman.

“Makanya Prabowo menginginkan koalisinya dalam menentukan cawapres itu berdasarkan musyawarah mufakat,” tandasnya.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *