Bersihkan Langit Jakarta, 70.500 Liter Air Ditumpahkan dari Udara

Al-Qadri Ramadhan
Pesawat jenis Cesna menyemprotkan air dari langit untuk membersihkan udara Jakarta yang kotor akibat polusi. (Foto: X/Twitter @BNPB_Indonesia)
Pesawat jenis Cesna menyemprotkan air dari langit untuk membersihkan udara Jakarta yang kotor akibat polusi. (Foto: X/Twitter @BNPB_Indonesia)

JAKARTA-Quarta.id–  Pemerintah terus berupaya melakukan pengurangan polusi udara di wilayah Jakarta.

Satu di antaranya dengan melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan metode water mist spraying menggunakan dua pesawat Cesna. Sebanyak 70.500 liter air telah disemprotkan ke langit Jakarta selama sepekan.

“Operasi berlangsung sejak Senin (04/9) hingga Senin (11/9) dengan durasi terbang selama 82 jam 50 menit dan membawa 70.500 liter air yang ditumpahkan di langit Jakarta,” demikian pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui akun X/Twitter @BNPB_Indonesia, Selasa (12/09/2023).

BACA JUGA: Dampak WFH Tak Signifikan, Kualitas Udara Jakarta Tetap Buruk

Penyemprotan air menggunakan pesawat ini dilakukan BNPB bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI dan pihak terkait lainnya. Tim gabungan melakukan operasi dengan fokus pada udara di wilayah Jakarta.

Belum ada data resmi dari pemerintah yang mengukur efektivitas penyemprotan air dari udara tersebut.

Namun, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Selasa (12/9/2023) menyebut, upaya penyemprotan air dari udara mulai memberikan dampak yang signifikan.

Dia mengklaim terjadi penurunan nilai polutan PM 2.5 berdasarkan IQAir.com., sehingga langit di wilayah Jakarta mulai terlihat bersih.

BACA JUGA: Warning! Hasil Penelitian, Polusi Udara Dapat Memperpendek Usia Harapan Hidup

Sementara itu, berdasarkan data IQAir yang dipantau pada Rabu dinihari (13/09/2023) pukul 00.00 WIB, kualitas udara di Jakarta berstatus “sedang” dengan indeks kualitas udara AQI US 99, dan polutan utama PM2,5. Konsentrasi PM2,5 di Jakarta saat ini 7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.

Namun, kualitas udara yang membaik pada dini hari ini, berpotensi kembali memburuk di pagi hari saat lalu lintas mulai sibuk.

Sebagai perbandingan, pada Selasa (12/09/2023) pagi pukul 06.00, atau 18 jam sebelumnya, kualitas udara Jakarta berstatus “tidak sehat” bagi kelompok sensitif dengan indeks kualitas udara AQI US 140 dan polutan utama PM2,5.

Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat itu 10,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *