Apa Kabar Proyek Pembangunan MRT Bundaran HI-Kota? Ini Perkembangan Terbarunya

Siti Lestari
Pekerja proyek MRT sedang merakit mesin bor terowongan 2 di sisi selatan Stasiun Glodok. (Foto PT MRT Jakarta /Irwan Citrajaya)
Pekerja proyek MRT sedang merakit mesin bor terowongan 2 di sisi selatan Stasiun Glodok. (Foto PT MRT Jakarta /Irwan Citrajaya)

JAKARTA, Quarta.id– Pembangunan proyek MRT Jakarta Fase 2A yang menghubungkan Stasiun Bundaran HI–Kota terus berlanjut.

Jalur MRT ini dibangun sepanjang sekitar 5,8 kilometer terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yakni Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.

Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

BACA JUGA: Pengguna LRT Jabodebek Tembus 1,2 Juta pada Januari dan Februari, KAI Tambah Perjalanan

Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A dibagi menjadi dua segmen, yakni pertama Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen kedua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.

Pihak PT MRT Jakarta melaporkan perkembangan terkini proyek fase 2A tersebut.

Khusus pembangunan CP 201, yakni Stasiun Thamrin dan Monas, hingga 25 Februari 2024 progresnya sudah mencapai 71,69%.

BACA JUGA: Peringati Hari Kanker Anak Sedunia, KAI Ajak Anak Pejuang Kanker Bertualang Mengenal Kereta Api

Di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang berjalan meliputi pengecoran lantai dasar (base slab) dan kolom/tiang, instalasi OTE Duct, pondasi entrance empat, suar penyejuk (cooling tower), dan suar ventilasi (ventilation tower).

“Juga berjalan pemotongan kingpost, penggalian untuk area parkir kereta (stabling yard), dan instalasi dinding AAC dan pipa drainase di bawah peron,” demikian pernyataan PT MRT Jakarta dikutip di laman jakartamrt.co.id, Jumat (1/3/2024).

BACA JUGA: Yuk, Intip Wajah Baru KA Taksaka, Makin Mewah dengan Kereta New Generation

Sedangkan pembangunan Stasiun Monas saat ini telah masuk ke tahap pekerjaan box jacking passageway entrance 1 Jalan Museum, penggalian entrance 2 stage 2 Jalan Silang Barat Daya.

Juga dilakukan pengecoran dinding suar penyejuk (cooling tower), piling untuk arrival shaft entrance 1 Jalan Museum, pekerjaan dinding dan ACP, langit-langit (ceiling), rangka penggantung fire shutter, dan lantai homogeneous tiles.

BACA JUGA: Ke Bandung Naik Kereta Cepat, Gratis Masuk ke Objek Wisata Ini!

Selain itu, sedang dilakukan pula pekerjaan toilet meliputi lantai, dinding, dan langit-langit (ceiling).

“Pekerjaan instalasi sistem HVCA, suplai air dan drainase, pemadam kebakaran, dan elektrikal, serta pengiriman peralatan pendukung utama seperti elevator dan eskalator masih terus dilakukan,” jelas PT MRT Jakarta.

Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 Februari 2024 telah mencapai 27,11%.

BACA JUGA: Terapkan Skema Dynamic Pricing, Mulai Hari ini Penumpang Berpeluang Beli Tiket Whoosh Lebih Murah

Cakupan pekerjaan meliputi pengerjaan D-Wall, fabirkasi pembesian D-Wall, dan pekerjaan kolom penahan sementara penopang lantai dan atap stasiun selama proses ekskavasi (kingpost).

Sementara untuk CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, progres pengerjaannya sudah terus berlanjut dan berjalan sesuai jadwal. Per 25 Februari 2024, perkembangannya sudah mencapai 47,54%.

BACA JUGA: Menikmati Sensasi Naik Kereta Api Masa Lalu, Ada Jajanan Kuliner dan Pedagang Asongan

Sedangkan di Stasiun Kota, penggalian tanah dan struktur untuk lower concourse slab serta pekerjaan penggalian tanah untuk lantai dasar (base slab).

“Sedangkan pengadaan CP 205 railway systems and trackwork (sistem perkeretaapian dan rel) yang meliputi Bundaran HI—Kota dilakukan dengan sistem international competitive bidding,” lanjut PT MRT Jakarta.

Sementara itu, fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan proyek dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).

BACA JUGA: 20 Tahun Transjakarta, Rute BRT Sudah Capai 244 Km, Terpanjang di Dunia

Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development).

Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang. 

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *