AHY Jadi Menteri Jokowi, Pengamat: Langkah Catur SBY Amankan Posisi di Kabinet Prabowo

Al-Qadri Ramadhan
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono diwawancara wartawan seusai menggunakan hak pilih pada Pemilu 2024, Rabu (14/2/2024).
(Foto: demokrat.or.id)
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono diwawancara wartawan seusai menggunakan hak pilih pada Pemilu 2024, Rabu (14/2/2024). (Foto: demokrat.or.id)

JAKARTA, Quarta.id– Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dilantik Presiden Jokowi sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Kepala Badan Pertanahan Nasional di Istana Negara, Rabu (21/2/2024).

Demokrat pun kini resmi menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Presiden Jokowi. Selama hampir 10 tahun Demokrat memilih menjadi oposisi.

BACA JUGA: Sah! Hadi Tjahjanto Dilantik Jadi Menko Polhukam, AHY Jadi Menteri ATR

Masa jabatan AHY hanya delapan bulan, mengikuti masa jabatan Presiden Jokowi yang akan berakhir pada Oktober 2024.

Mengapa AHY menerima jabatan menteri dan meninggalkan peran oposisi?

Pengamat politik dari Unikom Bandung Wim Tohari Daniealdi mengatakan, keputusan AHY adalah bagian dari strategi mengamankan kursi menteri di kabinet Prabowo Subianto.

BACA JUGA: Rekam Jejak AHY Sebelum Jadi Menteri: Mundur dari Militer, Gagal di Pilgub DKI, hingga Lolos dari Kudeta Moeldoko

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga ayah AHY dinilai punya hitungan matang dalam melihat peluang di pemerintahan baru nanti.

Partai politik pendukung Prabowo akan berebut kuota menteri sehingga penting ambil posisi lebih awal.

“Karena  antrean masuk Istana nanti bakal penuh, berdesak-desakan, SBY lebih awal ambil jatah kursi menteri. Istilahnya, lebih awal masuk ambil shaf di depan, duduk sebelum adzan berkumandang,” ujarnya kepada Quarta.id, Kamis (22/2/2024).

BACA JUGA: Jokowi Diadang Gerakan Kampus, Misi Pilpres Satu Putaran Pupus?

Ketika AHY sudah menjabat menteri dari sekarang, maka peluangnya untuk kembali dipertahankan oleh Prabowo sangat besar. Apalagi, Demokrat memang bagian dari koalisi yang memenangkan Parabowo-Gibran.

“Kalau sudah masuk dari sekarang, saya kira sudah susah buat mengambil jatah kursi yang sudah diambil Demokrat. Apalagi, Jokowi juga nanti pasti ikut menentukan siapa yang akan masuk kabinet,” jelasnya.

BACA JUGA: Hasil Quick Count: PDIP Hattrick, Tiga Kali Beruntun Jadi Pemenang Pileg

SBY juga menyadari bahwa posisi tawar Demokrat di kabinet Prabowo nanti tidak kuat-kuat amat.

Itu disebabkan perolehan kursi Demokrat di DPR hasil Pemilu 2024 yang kalah jauh dibanding Partai Gerindra dan Partai Golkar.

Golkar dan Demokrat dipastikan akan mengambil jatah menteri lebih banyak.

“Karena itu yang terpenting adalah jadi menteri dulu, dapat jatah menteri ATR saat ini pun tidak apa. Mungkin nanti di kabinet Prabowo, SBY baru mengupayakan jabatan Menko Polhukam,” paparnya.

BACA JUGA: Hasil Quick Count: PSI Kembali Gagal Masuk DPR Senayan, Perolehan Suara Hanya Lebih 2%

Wim menyebut penyusunan kabinet Prabowo nanti bakal rumit karena koalisinya yang gemuk. Belum lagi jika nanti ada partai dari kubu lawan yang ikut bergabung.

“Perkiraan saya, bakal ada minimal 20 nomenklatur baru yang dibuat Prabowo, entah itu posisi wakil menteri atau staf khusus. Itu untuk mengakomodasi semua kepentingan di gerbong yang besar,” tandasnya.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *