Viral Video Jemaah Haji Diduga Alami Gangguan Jiwa, Kemenkes Sampaikan Fakta Ilmiahnya

Siti Lestari
Jemaah haji lansia asal Sulawesi Selatan atas nama Puang Tamma (kanan) yang videonya beredar dengan narasi gangguan jiwa saat melaksanakan ibadah haji. (Foto: sulsel.kemenag.go.id)
Jemaah haji lansia asal Sulawesi Selatan atas nama Puang Tamma (kanan) yang videonya beredar dengan narasi gangguan jiwa saat melaksanakan ibadah haji. (Foto: sulsel.kemenag.go.id)

JAKARTA, Quarta.id- Video jemaah haji asal Sulsel mendadak viral di media sosial. Beberapa kanal memunculkan tayangan berdurasi 1 menit 30 detik itu dengan narasi dugaan gangguan jiwa pada yang bersangkutan.

Terkait hal tersebut, Ketua Kloter 14 Embarkasi Makassar, Hardiansyah, dimana jemaah bernama P. Tamma tersebut turut serta, memberikan klarifikasi.

Dikutip dari laman sulsel.kemenag.go.id, Hardiansyiah menyampaikan klarifikasi per telepon dengan menjelaskan secara runtut kronologi kejadian yang berlangsu di Madinah itu.

BACA JUGA: Mengenal Demensia, Gangguan Kesehatan yang Banyak Dialami Jemaah Haji Indonesia

“Jadi ini merupakan salat subuh pertama jemaah kloter 14 di masjid Nabawi dan kejadian tersesatnya Puang Tamma itu pada saat beliau ke masjid Nabawi salat subuh,” tutur Hardiansyah via telepon, Senin (12/5/2025), dikutip dari sumber yang sama.

Rute dari hotel ke masjid Nabawi telah diinformasikan ke jemaah, namun karena ini pertama kalinya salat di masjid Nabawi, sehingga banyak yang bingung pada saat pulang ke hotel

Ancaman Gangguan Jiwa pada Jemaah Haji

Reaksi stress akut pada jemaah haji memang menjadi salah satu gangguan kesehatan terbanyak, sesuai data pelayanan kesehatan yang dihimpun oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.

Disebutkan bahwa reaksi stress akut dan gangguan penyesuaian diri merupakan diagnosis penyakit terbanyak yang dialami pasien jemaah gelombang 1 semenjak kedatangannya di awal Mei lalu.

BACA JUGA: Mudah Dilakukan, Ini Manfaat Senam Lansia, Diantaranya Memperbaiki Kesehatan Jiwa

Meskipun penyakit seperti gangguan jantung, hipertensi, dan diabetes menjadi posisi yang teratas, namun kasus stress akut dan gangguan penyesuaian diri para jemaah juga menjadi salah satu masalah kesehatan yang ditangani petugas kesehatan di Daerah Kerja (Daker) Madinah.

Dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, dokter spesialis jiwa di KKHI Madinah, dr. Kusufia Mirantri, Sp.KJ mengungkapkan bahwa tekanan fisik, perubahan lingkungan drastis, kelelahan, serta perpisahan sementara dan/atau tanpa pendampingan dari keluarga dapat menjadi pemicu stres signifikan bagi jemaah.

BACA JUGA: BRIN Kembangkan Teknologi untuk Deteksi Tingkat Stres dan Kecemasan Karyawan

“Banyak jemaah, terutama Lansia atau mereka yang memiliki kerentanan sebelumnya, mengalami kesulitan beradaptasi. Stress dan gangguan penyesuaian ini dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari gangguan tidur, kecemasan berlebih, hingga gejala psikosomatis,” ujarnya.

Oleh karena itu, penting bagi sesama jemaah maupun pendamping atau keluarga untuk mengenali tanda-tanda awal masalah kejiwaan agar dapat segera memberikan dukungan atau mencari bantuan profesional.

Dirinyamenekankan bahwa deteksi dini adalah kunci untuk penanganan yang efektif, sehingga tidak mengganggu kekhusyukan ibadah jamaah.

Tanda-tanda Gangguan Kejiwaan pada Jemaah Haji

Adapun, untuk mengenali tanda-tanda seorang jemaah mengalami masalah kejiwaan diantaranya dengan pertama, adanya perubahan perilaku yang mencolok.

“Coba perhatikan, jika ada jemaah yang biasanya ceria dan mudah bergaul tiba-tiba menjadi mudah tersinggung, atau sebaliknya, menarik diri secara ekstrem, lebih suka menyendiri, dan enggan berinteraksi dengan orang lain,” ujar dr. Upi, sapaan dr. Kusufia Mirantri.

Yang kedua, kesulitan tidur atau insomnia. Gangguan tidur yang persisten, seperti sulit untuk memulai tidur, sering terbangun di malam hari, atau merasa tidak segar setelah tidur, bisa menjadi pertanda adanya tekanan mental. Kurang tidur dapat memperburuk kondisi emosional dan kognitif jamaah.

BACA JUGA: Mengenal Skizofrenia: Gangguan Jiwa Berat yang Dapat Dipulihkan

Ketiga, adanya kecemasan atau ketakutan yang berlebihan. Merasa sedikit cemas di lingkungan baru adalah wajar.

“Namun, jika kecemasan tersebut menjadi berlebihan, tidak rasional, dan mengganggu aktivitas sehari-hari—misalnya, takut keluar kamar, takut ke masjid meski ditemani, atau panik berlebihan saat berada di keramaian—ini memerlukan perhatian serius,” kata dr.Upi.

Keempat, kebingungan terhadap tempat, waktu, dan orang (disorientasi). Jemaah yang mengalami masalah kejiwaan mungkin menunjukkan tanda-tanda kebingungan.

BACA JUGA: Waspada jika Mengalaminya, Ini Gejala Depresi Menurut Dokter Kesehatan Jiwa

“Mereka bisa jadi tidak tahu sedang berada di mana, lupa hari atau tanggal, bahkan kesulitan mengenali teman serombongan atau pendampingnya,” jelas dr. Upi.

Kondisi ini sering disebut disorientasi dan membutuhkan evaluasi lebih lanjut.

Dan, terakhir yaitu terjadi perubahan mood yang cepat dan tidak terduga. Perhatikan fluktuasi suasana hati yang ekstrem dan cepat. Seorang jemaah mungkin tiba-tiba menjadi sangat mudah marah karena hal sepele, atau sebaliknya, mendadak menjadi sangat sedih, menangis tanpa alasan yang jelas, padahal beberapa saat sebelumnya tampak biasa saja.

Penanganan Awal Gangguan Jiwa pada Jemaah Haji

Jika tanda-tanda tersebut teramati pada seorang jamaah, pendamping atau rekan jemaah diharapkan tidak mendiagnosis sendiri.

Langkah awal yang bisa dilakukan adalah mendekati jamaah tersebut dengan empati, mencoba mendengarkan apa yang dirasakan, dan membantu penyesuaian diri jamaah, misalnya membantu cara menggunakan kamar mandi atau cara menggunakan lift.

“Jangan ragu untuk segera melaporkan kondisi tersebut kepada ketua rombongan atau Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) yang mendampingi. Mereka lebih kompeten untuk melakukan penilaian awal dan memberikan intervensi yang tepat, termasuk merujuk ke KKHI jika diperlukan,” tegas dr. Upi.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *