Lewat Konsep Ekonomi Hijau, Ini Strategi Pemprov Jabar Kurangi Polusi Udara pada Kawasan Bodebek

Ahmad Riyadi
Ilustrasi polusi udara. (Foto: unsplash.com/Ivan Aleksic)
Ilustrasi polusi udara. (Foto: unsplash.com/Ivan Aleksic)

JAKARTA, Quarta.id- Sekda Jabar Herman Suryatman memaparkan upaya Pemda Provinsi Jabar dalam menurunkan polusi udara melalui pembangunan ekonomi hijau di kawasan Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek).

Di hadapan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Herman mengatakan, Jabar khususnya wilayah Bodebek sangat peduli dengan pembangunan ekonomi hijau dan lingkungan sehat. 

Salah satunya melalui optimalisasi transportasi publik antarmoda yang ramah lingkungan seperti BRT (Bus Rapid Transit) berbasis listrik dan LRT (Light Rail Transit).

BACA JUGA: Sampah Organik Dilarang Masuk TPA Sarimukti, Begini Cara Pengelolaan Sampah di Areal Gedung Sate Bandung

“Beberapa upaya kami antara lain optimalisasi transportasi publik melalui konektivitas antarmoda yang ramah lingkungan BRT dan LRT,” ujar Herman Suryatman saat rapat Follow Up Program Inisiatif Perbaikan Kualitas Udara di Jabodetabek, di kantor Kemenko Marves, DKI Jakarta, Kamis (6/6/2024) dikutip dari jabarprov.go.id.

Upaya Pemprov Jabar mengurangi polusi udara di Jabodetabek sejalan dengan program Pemerintah Pusat. 

Selain itu, dalam mengurangi emisi karbon, Pemda Provinsi Jabar sudah menerapkan kebijakan Friday Car Free di Gedung Sate bagi para ASN. 

BACA JUGA: Mengenal PLTMH, Alternatif Energi Listrik Ramah Lingkungan untuk Daerah Pelosok

Herman mengatakan, kebijakan tersebut akan diterapkan di Pemda Kota Bogor, Depok dan Bekasi. “Dimulai di Kota Bandung kemudian pada akhirnya 27 kabupaten kota melakukan hal yang sama,” ucap Herman.

Upaya lainnya yaitu, pengelolaan sampah menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) di TPPAS Lulut Nambo Kabupaten Bogor. Teknologi RDF merupakan proses pengolahan sampah meliputi pengeringan dan pencacahan sampah, hingga akhirnya siap digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

BACA JUGA: Sampah Organik dilarang Masuk TPA Sarimukti, Akademisi ITB Sampaikan ini!

Herman mengatakan, hasil dari pengolahan sampah RDF tersebut akan dibeli oleh perusahaan yang kini menjadi offtaker TPPAS Lulut Nambo. Setelah melalui beberapa ujicoba TPPAS yang ada di kecamatan Klapanunggal itu siap dioperasikan untuk mengangkut sampah di Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan (Banten).

“Nambo sudah melalui beberapa kali ujicoba, tinggal pengoperasian resmi. Sehari bisa mengangkut sampai 100 ton sampah yang nantinya menjadi energi alternatif untuk mengurangi emisi karbon,” tutur Herman.

BACA JUGA: Kawasan Wisata Braga Kota Bandung Jadi Spot Car Free Day Setiap Sabtu dan Minggu

Penghijauan serta upaya lain yang berbasis partisipasi masyarakat juga terus dilakukan sebagai komitmen menghadirkan lingkungan sehat minim emisi karbon.

“Penghijauan, serta kegiatan lainnya yang berbasis partisipasi masyarakat juga terus kami optimalkan,” pungkas Herman.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *