Gunung Ruang Masih Rawan Bencana, Warga Dilarang Masuki Kampung di Radius 4 Km

Al-Qadri Ramadhan
Rambu atau tanda larangan dipasang pada radius 4 km atau berada di kaki Gunung Ruang. (24/4/2024). (bnpb.gi.id)
Rambu atau tanda larangan dipasang pada radius 4 km atau berada di kaki Gunung Ruang. (24/4/2024). (bnpb.gi.id)

MANADO, Quarta.id– Aktivitas vulkanik Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara sudah diturunkan statusnya dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III) sejak Senin (22/4/2024).

Namun, warga yang bermukim di radius 4 km atau di kaki  gunung masih dilarang untuk memasuki kampung mereka karena kondisinya yang masih rawan bencana.

Dua kampung yang saat ini berstatus terlarang untuk dimasuki yakni Pumpente dan Laingpatehi.

Untuk memastikan keselamatan warga, khususnya yang tinggal di Pulau Ruang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan sosialisasi dengan memasang rambu yang menginformasikan larangan untuk memasuki dua kampong tersebut.

BACA JUGA: Erupsi Mereda, Status Gunung Ruang Turun Level dari Awas ke Siaga

Meski ada larangan masuk kampung, namun pemantauan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), BPBD Provinsi Sulut dan BPBD Kabupaten Sitaro pada , Rabu (24/4/2024) menemukan ada penduduk setempat yang berupaya menyelamatkan barang dari sisa erupsi. 

“Rambu atau tanda larangan tersebut merupakan sarana sosialisasi kepada masyarakat agar tidak memasuki lagi Kampung Pumpente dan Laingptehi yang masuk dalam radius kawasan rawan bencana,” kata Deputi Logistik Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan dikutip di laman bnpb.go.id, Jumat (26/4/2024).

BACA JUGA: Hujan Abu Vulkanik dari Letusan Gunung Ruang Landa 10 Desa, Lebih 7.000 Orang Mengungsi

Sementara, Sekretariat Daerah Kabupaten Sitaro telah membentuk tim verifikasi data pengungsi yang melibatkan organisasi perangkat daerah terkait dan Kapitalau (kepala desa) untuk mendata pengungsi Kabupaten Sitaro. Hasilnya, ada 14.045 jiwa terdampak  letusan gunung dengan rincian 6.842 laki-laki dan 7.044 perempuan. 

Sedangkan total warga yang mengungsi sebanyak 6.125 jiwa, dengan rincian 2.943 laki-laki dan 3.182 Perempuan yang tersebar di 13 titik. 

Penanganan pengungsi selanjutnya akan dipisahkan menjadi dua bagian. Pengungsi yang berasal dari Pulau Ruang akan dısatukan dalam satu tempat di gedung Balai Latihan Kerja (BLK).

BACA JUGA: AirAsia Batalkan Penerbangan di Sembilan Bandara Malaysia akibat Letusan Gunung Ruang

Pengungsi yang berasal dari Pulau Tagulandang tersebar di rumah sanak famili atau masih bertahan di rumahnya.  

Sampai saat ini tercatat kerugian materiil yang terdampak antara lain 3.331 unit rumah, 31 unit sarana ibadah, 11 unit perkantoran, 21 unit sarana pendidikan dan 5 unit sarana kesehatan. Sedangkan jumlah rumah rusak sebanyak 363 unit. 

BACA JUGA: Abu Vulkanik dari Letusan Gunung Ruang Bahayakan Penerbangan, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup

Bantuan BNPB tahap 1 yang sudah diberikan ke pemerintah daerah, antara lain operasional dana siap pakai Rp350 juta, seng 10.000 lembar, tenda pengungsi 5 set, tenda keluarga 100 unit, light tower 4 unit, dan genset 4 unit.

Juga diberikan bantuan sembako 300 paket, makanan siap saji 300 paket, hygiene kit 300 paket, matras 300, selimut 300 lembar, kasur lipat 150 lembar, dan masker 300 boks. Selan itu velbed 50 unit, toilet portable 10 paket, survival kit pengungsi 300 paket, dan terpal sebanyak 320 lembar. 

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *