JAKARTA, Quarta.id– Guncangan gempa bumi dengan magnitudo M6,2 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024) malam, juga terasa di daerah lain, termasuk Bogor dan Jakarta yang lokasinya berjarak sekitar 300 km.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mengungkap penyebab guncangan gempa Garut meluas hingga ke banyak daerah lain.
“Lokasi pusat gempa bumi tersebut terletak di laut pada kedalaman menengah sehingga guncangannya terasa pada daerah cukup luas di Jawa Barat,” demikian keterangan PVMBG di laman vsi.esdm.go.id, Minggu (28/4/2024).
BACA JUGA: Gempa Garut 6,5 SR Terasa hingga Jakarta, Perjalanan Kereta dan Commuter Line Sempat Terhenti
Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi Garut terletak di Samudera Hindia pada koordinat 107,26 BT dan 8,42 LS, berjarak sekitar 151,7 km barat daya Kota Garut.
Gempat ini bermagnitudo M6,2 pada kedalaman 70 km.
PVMBG juga mengutip informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, yang menyatakan lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 107,272 BT dan 8,110 LS dengan magnitudo M6,1 pada kedalaman 68,3 km.
Adapun menurut data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 107,41 BT dan 7,88 LS, dengan magnitudo M6,1 pada kedalaman 67 km.
BACA JUGA: Gunung Ruang Masih Rawan Bencana, Warga Dilarang Masuki Kampung di Radius 4 Km
Dijelaskan, morfologi wilayah pesisir Jawa Barat selatan umumnya berupa dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal pada bagian utara.
Menurut data Badan Geologi (BG) daerah pesisir pantai tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D), sedangkan daerah perbukitan tersusun oleh tanah keras (kelas C).
Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff) dan batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api.
BACA JUGA: Erupsi Mereda, Status Gunung Ruang Turun Level dari Awas ke Siaga
Sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
“Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman/ subduksi atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik,” lanjut PVBMG dalam pernyataannya.
Menurut catatan BG sumber gempa bumi intraslab di Jawa Barat Selatan ini telah beberapa kali mengakibatkan terjadinya bencana, yaitu tahun 1979, 2007, 2017, 2022, dan 2023.