Bertemu Pj Gubernur, BMKG Ingatkan Pemprov Jabar Terkait Potensi Cuaca Ekstrem di Hari Pencoblosan

Al-Qadri Ramadhan
Genangan pada salah satu ruas jalan di Bandung, Jawa Barat setelah turun hujan. BMKG meminta Pemprov Jabar waspadai cuaca ekstrem pada Hari-H pencoblosan Pemilu 2024. (Foto: quarta.id/Al-Qadri Ramadhan)
Genangan pada salah satu ruas jalan di Bandung, Jawa Barat setelah turun hujan. BMKG meminta Pemprov Jabar waspadai cuaca ekstrem pada Hari-H pencoblosan Pemilu 2024. (Foto: quarta.id/Al-Qadri Ramadhan)

BANDUNG, Quarta.id- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia Dwikorita Karnawati mengingatkan Pemprov Jabar untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada hari-H pencoblosan Pemilu 2024.

Dwikora menerangkan, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah dengan curah hujan tertinggi dan dengan penduduk terpadat di Indonesia, dimana puncak musim hujan diprediksi BMKG dimulai pada akhir Januari hingga Maret mendatang.

BACA JUGA: BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi, Ini Penjelasannya!

Dwikora meminta Pemprov Jabar mewaspadai potensi cuaca ekstrem dengan melakukan sejumlah mitigasi, agar perhelatan Pemilu 2024 yang dilaksanakan pada 14 Februari mendatang dapat berjalan lancar di Jawa Barat.

Menurutnya, tdak ada anomali cuaca dalam musim hujan tahun ini. Musim hujan, lanjut dia, berlangsung normal, sesuai dengan rata-rata klimatologisnya selama 30 tahun terakhir, dapat mencapai 400 milimeter dalam satu bulan.

BACA JUGA: KPU Lantik 5,7 Juta Petugas KPPS, Ingatkan Bekerja Mandiri dan Penuh Integritas

“Hanya saja terkadang akan muncul hujan ekstrem pada skala harian, dimana curah hujan dapat mencapai 150 milimeter per hari,” ujar Dwikorita usai beraudiensi dengan Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin di Gedung Sate, Kota Bandung, dikutip dari siaran pers BMKG, Senin (29/1/2024).

“Hujan tersebut dapat menyebabkan banjir, banjir bandang dan tanah longsor jika tidak diantisipasi sejak awal. Aksi mitigasi yang dapat dilakukan, diantaranya membersihkan saluran air atau drainase lingkungan, membersihkan sungai dari material,” lanjut Dwikora.

Dirinya mencontohkan banjir bandang yang terjadi di kawasan Braga beberapa waktu lalu yang diduga karena terjadinya penyumbatan drainase pada wilayah tersebut.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *