Bus Mudik Gratis Seringkali Kosong karena Kuota Tak Dipakai, MTI Sarankan Ini ke Pemerintah

JAKARTA,Quarta.id- Program mudik gratis menggunakan bus banyak diselenggarakan instansi pemerintah,  BUMN, pemda, dan swasta setiap jelang Lebaran Idulfitri.

Pada Lebaran kali ini pun program mudik gratis yang berangkat dari Jabodetabek menuju kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur kembali marak.

Tujuan mudik gratis dengan bus adalah dalam upaya untuk mengurangi pemudik menggunakan sepeda motor yang berisiko tinggi mengalami kecelakaan.

BACA JUGA: Polisi Terapkan Ganjil-Genap di Tol Saat Mudik, Pengendara Diawasi Kamera ETLE Mobile

Mudik gratis pada Lebaran kali ini antara lain diselenggarakan oleh Pemprov DKI Jakarta, Polda Metro Jaya, Kementerian Perhubungan, PT PLN, PT Pos Indonesia, PT Taspen, Asabri, dan Pegadaian.

Namun, mudik gratis dengan bus ini dinilai mengandung kelemahan yang mesti dievaluasi.

Pengamat  transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, kerap kali bus tidak terisi penuh dengan penumpang padahal saat pendaftaran semua kursi full.

BACA JUGA: Dibuka Program Mudik Motor Gratis Pakai Kereta Api, Cek Syarat dan Cara Daftarnya

Hal itu terjadi karena orang bebas mendaftarkan diri di setiap instransi yang menggelar mudik gratis. Padahal, pada akhirnya nanti hanya satu bus yang digunakan.

Akibatnya, kerap kali kuota mubazir karena tidak digunakan oleh pihak yang mendaftar.

“Ditemukan sejumlah bus kursi kosong dan sejumlah bus tidak diberangkatkan lantaran penumpang yang sudah mendaftar tidak hadir. Ini seharusnya tidak terjadi karena mungkin saja ada orang lain yang sebenarnya butuh, tapi tidak diterima karena saat dia mendaftar kuota sudah penuh,” ujarnya kepada Quarta.id, Jumat (22/3/2024).

BACA JUGA: Menaker: THR Pekerja Harus Dibayar Selambatnya H-7 Lebaran

Dia menyarankan agar program mudik gratis ini dikoordinasikan oleh pemerintah. Nantinya, pendaftaran hanya bisa dilakukan lewat satu pintu dengan menggunakan aplikasi.

Semua penyelenggara mudik gratis perlu diminta sepakat menggunakan aplikasi yang sama baik itu pemerintah, BUMN, pemda maupun swasta.

“Pendaftarannya satu pintu, tapi di dalam aplikasi nanti orang tetap bisa memilih mau pakai bus apa. Kalau caranya seperti itu, orang tidak bisa lagi mendaftar ke semua penyedia karena data akan tertolak jika nama dan NIK sudah terdaftar di satu tempat,” paparnya.

BACA JUGA: THR untuk ASN Mulai Cair H-10 Lebaran, Total Anggaran Rp48,7 Triliun

Tanpa koordinasi dan model pendaftaran satu pintu, dia yakin orang akan dengan mudah mendaftar mudik gratis di banyak tempat dan nanti akan memilih penyelenggara yang memberikan parcel menarik.

“Sistem sekarang ini, jika pemudik sudah mendaftar dan tidak ikut tanpa pemberitahuan, belum ada sanksinya,” ujarnya.

BACA JUGA: Tukar Uang Tunai Lebaran Bisa hingga Rp4 Juta, Ini Lokasi Kas Keliling untuk Penukaran

Di sisi lain, Djoko menyebut bus wisata akan banyak digunakan untuk program mudik gratis. Perlu diwaspadai sejumlah bus wisata yang belum mendaftar di SPIONAM (Sistem Perizinan Online Angkutan Darat dan Multimoda) dan tidak uji kir.

Mengutip data dari Direktorat Lalu Lintas Ditjenhubdat Kemenhub, hingga November 2023, jumlah kendaraan pariwisata sebanyak 16.297 unit.

BACA JUGA: Jelang Idulfitri, Kemenparekraf Dorong Daerah Maksimalkan Paket Wisata Mudik

Baru 10.147 bus (62,26%) yang terdaftar di SPIONAM, sisanya 6.150 bus (37,74%) adalah angkutan liar alias tidak terdaftar.

“Masyarakat perlu mewaspadai juga dengan tawaran-tawaran murah dari penyelenggara.