BMKG Sebut Indonesia Masuk Musim Pancaroba, Ini 4 Penyakit pada Si Kecil Yang Perlu Moms Wapadai

Siti Lestari
Ilustrasi anak sedang bermain. Anak-anak rentan terserang beberapa jenis penyakit saat masuk musim pancaroba. (Foto: unsplash.com/ Tanaphong Toochinda)
Ilustrasi anak sedang bermain. Anak-anak rentan terserang beberapa jenis penyakit saat masuk musim pancaroba. (Foto: unsplash.com/ Tanaphong Toochinda)

JAKARTA, Quarta.id- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam pernyataanya Minggu (25/2/2024) menyebutkan kondisi dihampir seluruh wilayah Indonesia yang akan memasuki fase pancaroba.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebut, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG, saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia.

“Ciri masa peralihan musim adalah pola hujan  yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului adanya udara hangat dan terik dari pagi hingga siang hari,” ucap Dwikorita melalui press release pada Minggu (25/2/2024).

BACA JUGA: 3 dari 10 Remaja Indonesia Alami Anemia, Kenali Bahaya dan Pencegahannya!

BMKG meminta masyarakat mewaspadai berbagai dampak dari kondisi musim pancaroba, termasuk cauaca ekstrem dan dampak turunan lainnya.

Salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian masyarakat adalah penyakit yang berpeluang menyerang, terutama pada kalangan anak-anak.

dr. Evi Silviana dari Siloam Hospitals menyebutkan, penyakit musim pancaroba biasa terjadi jika kondisi daya tahan tubuh sedang lemah, risiko sakit pun membesar, terutama bagi bayi dan anak-anak.

BACA JUGA: Hati-hati Bunda, Ini Penyebab Makin Banyak Anak Terkena Diabetes!

“Maka itu, Anda perlu mewaspadai aktivitas dan asupan makan anak untuk menjaga kesehatannya pada musim pancaroba,” ucap Evi dikutip dari laman siloam hospitals.com.

Laman tersebut menuliskan beberapa jenis penyakit musim pancaroba yang umum mengintai bayi dan anak selama musim pancaroba:

1. Demam Berdarah

 Demam berdarah dengue atau sering disingkat DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi virus dengue. Penyakit ini seringkali terjadi pada awal memasuki musim penghujan, hal ini dikarenakan jenis nyamuk Aedes aegypti berkembang dengan cepat pada musim tersebut. 

BACA JUGA: Cuaca Terik Sebabkan Gangguan Mental? Ini Penjelasannya

Biasanya DBD ditandai dengan demam tinggi yang mendadak selama 2-7 hari, sakit kepala, badan terasa lemas, mual dan muntah. Jika tidak cepat ditangani, anak bisa mengalami syok dengue yang mengancam nyawa. 

2. Diare

 Diare pada anak bisa dipicu oleh banyak hal, tapi paling sering disebabkan oleh rotavirus. Virus ini seringkali terbawa oleh angin dan melekat di makanan. 

Maka itu, penting sekali untuk menjaga kebersihan makanan, serta selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Selain itu, pastikan anak untuk menghindari kebiasaan menggigiti kutu terutama saat tangan sedang kotor. 

3. Influenza

 Influenza bagi anak berusia di bawah dua tahun mampu menimbulkan komplikasi berbahaya, maka itu jangan dianggap remeh. Terlebih lagi, penyakit ini menyerang hidung, tenggorokan, dan paru sekaligus. Umumnya jenis flu ini memang bisa sembuh sendiri, tapi anak tetap disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk merekomendasikan obat dan penanganan yang tepat agar tidak berisiko parah. 

BACA JUGA: Anak Yang Berjalan Kaki ke Sekolah Lebih Gampang Sukses di Masa Depan, Ini Studinya!

Selain itu, anak disarankan melakukan langkah-langkah mengatasi influenza antara lain istirahat cukup serta mengonsumsi cukup air putih dan makanan bergizi seimbang untuk menguatkan imun tubuhnya dalam melawan virus. 

4. Infeksi Saluran Pernapasan Akut

 Anak-anak, terutama balita, paling mudah terjangkit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) karena sistem imun tubuh yang belum terbentuk sempurna. Biasanya ISPA muncul disertai sejumlah gejala antara lain demam, badan meriang, nyeri tenggorokan yang menyebabkan sakit ketika menelan, nyeri otot, batuk, mata kemerahan, dan pilek.

Penyakit ini dapat menular saat orang yang terjangkit ISPA batuk atau bersin tanpa menutup mulut dan hidung, yang membuat virus dan bakteri menyebar melalui udara dan terhirup oleh orang sehat. 

Adapun dr. Evi Silviana menjelaskan, umumnya penyakit musim pancaroba tidak berbahaya, namun lebih baik untuk melakukan langkah pencegahan dengan mengajak anak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Caranya antara lain perbanyak aktivitas fisik dengan berolahraga, tingkatkan asupan makanan bergizi seimbang dan konsumsi suplemen yang meningkatkan daya tahan tubuh sesuai anjuran dokter, serta cukup tidur. 

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *