Anak Yang Berjalan Kaki ke Sekolah Lebih Gampang Sukses di Masa Depan, Ini Studinya!

Siti Lestari
Ilustrasi anak-anak bermain bersama diluar ruangan. Anak yang lebih banyak melewatkan waktu bermain secara mandiri tanpa diawasi orang tua, akan memiliki kesehatan mental yang lebih baik sebagai modal sukses mereka dimasa depan. Foto: Istimewa
Ilustrasi anak-anak bermain bersama diluar ruangan. Anak yang lebih banyak melewatkan waktu bermain secara mandiri tanpa diawasi orang tua, akan memiliki kesehatan mental yang lebih baik sebagai modal sukses mereka dimasa depan. Foto: Istimewa

Jakarta, Quarta.id- Sebuah makalah yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics sebagaimana dikutip dari www.psychologytoday.com, mengemukakan fakta terkait peningkatan masalah kesehatan mental pada anak-anak selama beberapa dekade terakhir.

Kesehatan mental sebagai modal sukses anak di masa depan, disebutkan memiliki keterkaitan langsung dengan pembatasan otonomi mereka beraktivitas secara mandiri.

Salah satu contoh aktivitas mandiri yang ditulis pada artikel tersebut adalah kegiatan berjalan kaki ke sekolah bersama teman mereka, tanpa diantar oleh orang tua.

Anak-anak yang melewatkan waktu berjalan kaki bersama ke sekolah, dikategorikan sebagai waktu bermain terstruktur. Namun studi yang sama menyebut, anak-anak cenderung tidak berjalan kaki ke sekolah bersama teman-temannya, dalam satu dekade terakhir.

BACA JUGA: Ini Tanda-tanda Awal Perundungan di Sekolah, Guru Wajib Kenali

Journal of Pediatrics juga mengungkap penelitian yang menunjukkan bahwa antara tahun 1981 dan 1997, waktu bermain yang tidak terstruktur menurun sekitar 25 persen (Hofferth & Sandberg, 2001).

Sementara itu, survei terbaru terhadap hampir 9.000 keluarga dengan anak usia prasekolah di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekitar setengahnya tidak memiliki waktu bermain yang terstruktur atau pergi keluar untuk bermain secara teratur (Tandon, Zhou, & Christakis, 2012).

“Para peneliti juga melaporkan bahwa selama setengah abad terakhir, persentase anak-anak yang memenuhi kriteria klinis gangguan kecemasan atau depresi telah meningkat lima hingga delapan kali lipat,” tulis artikel pada laman www.psychologytoday.com.

BACA JUGA: Hati-hati Bunda, Ini Penyebab Makin Banyak Anak Terkena Diabetes!

“Tingkat bunuh diri juga meningkat di kalangan generasi muda, dengan peningkatan 3,5 kali lipat antara tahun 1950 dan 2005 dan peningkatan 2,4 kali lipat antara tahun 2005 dan 2020,” lanjut tulisan itu.

Beberapa hal yang dinilai menurunkan intensitas anak bermain atau beraktivitas secara mandiri adalah orang tua juga lebih banyak bekerja, dan biasanya ada lebih banyak kekhawatiran tentang keselamatan saat bermain di luar dibandingkan di dalam ruangan di mana anak-anak tidak perlu terlalu diawasi. 

Ikuti Kami :

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *