Maskapai ini Buka Rute Langsung dari Jakarta ke Silangit. Yuk, Kunjungi Desa Wisata Sekitar Danau Toba!

admin
Pemandangan Danau Toba di Sumatera Utara. Selain keindahan alam, beberapa Desa Wisata bisa menjadi pilihan destinasi di sekitar Danau Toba. Foto: Kemenparekraf RI
Pemandangan Danau Toba di Sumatera Utara. Selain keindahan alam, beberapa Desa Wisata bisa menjadi pilihan destinasi di sekitar Danau Toba. Foto: Kemenparekraf RI

JAKARTA, Quarta.id- Maskapai Super Air Jet mengumumkan rute terbaru menuju destinasi Danau Toba, melalui Bandar Udara Sisingamangaraja XII, Silangit, Sumatera Utara (DTB) langsung dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang.

Melalui rilis yang diterima Quarta.id, Minggu (1/10/2023), manajemen Super Air Jet memberi informasi pengoperasian rute ini mulai 15 Oktober 2023.

Dipilihanya jalur penerbangan Jakarta ke Silangit, oleh Super Air Jet juga dimaksudkan sebagai upaya memberi kemudahan bagi para traveler merencanakan perjalanan wisata ke Danau Toba dan sekitarnya.

BACA JUGA: Wisata Bromo Kembali Dibuka, Pengunjung Dilarang Bawa Benda yang Bisa Picu Kebakaran

“Peluncuran rute menuju Danau Toba melalui Silangit memberikan pelancong dari Jakarta akses langsung ke destinasi yang memukau ini dan membuka pintu bagi pelancong dari kota-kota lain di Indonesia,”ujar Direktur Utama (Chief Executive Officer) Super Air Jet, Ari Azhari melalui media release yang dikirimkan ke Quarta.id.

“Super Air Jet juga menawarkan tiket super Hemat mulai dari Rp 739.000 sekali jalan dan diskon tambahan Rp 50.000 untuk pemesanan awal dengan pembelian di aplikasi BookCabin,” lanjut Ari.

Oleh Kementerian Pariwisata RI, Danau Toba masuk dalam salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) Indonesia, Status tersebut didasarkan pada fakta dimana Danau Toba menyimpan banyak daya tarik bagi siapa saja yang mengunjunginya, termasuk di antaranya keragaman budaya yang masih sangat terjaga di sekitar Danau Toba.

BACA JUGA: Kesempatan Menikmati Keindahan Stone Forest dan Shangri-La City, Batik Air Buka Penerbangan Jakarta-Kunming

Laman Kemeterian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI menyebut, Danau Toba dijuluki sebagai danau vulkanik terbesar di dunia. Danau vulkanik ini diperkirakan sudah berumur lebih dari 74 ribu tahun.

Dengan luas kurang lebih 1.130 kilometer persegi, tak heran bila Danau Toba lebih mirip lautan daripada danau. Namun, selain keindahan alam yang masih terjaga, budaya di Danau Toba pun terus lestari.

Budaya dan kearifan lokal yang terus terjada di sekitar Danau Toba, terbukti dengan hadirnya desa wisata yang menjadi daya tarik pada objek wisata andala Sumatera Utara itu.

BACA JUGA: Menyusuri Eksotisme Pantai Pinang di Kepulauan Selayar

Berikut beberapa desa wisata di sekitar Danau Toba yang diulas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreaatif melalui akun resminya:

Desa Wisata Hariara Pohan

Berhasil masuk dalam 75 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, Desa Wisata Hariara Pohan mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Sobat Parekraf bisa melihat perkebunan kopi, perbukitan alpukat, hingga menikmati keindahan bukit holbung yang membentang di pinggir Danau Toba.

Fakta menariknya, Bukit Holbung di Desa Wisata Hariara Pohan menjadi latar syuting dalam film Ngeri-Ngeri Sedap (2022). Selain memiliki bentang alam yang indah, desa wisata di dekat Danau Toba ini sangat menjunjung adat istiadat. Di dalam desa ini terdapat situs budaya berumur ratusan tahun, Huta Simarmata, serta rumah adat Batak kuno dan Sarkofagus Makam Raja Simarmata.

Desa Wisata Meat

Selain Desa Wisata Hariara Pohan, ada lagi desa wisata di sekitar Danau Toba yang berhasil masuk 300 Besar ADWI 2023, yakni Desa Wisata Meat. Desa wisata ini lokasinya berada di Tampahan, Kabupaten Toba Samosir. Saat Sobat Parekraf berkunjung ke desa wisata ini, maka akan menemukan dua perbukitan yang ditumbuhi pohon pinus dan hamparan sawah yang luas.

Tak hanya menikmati keindahan alam saja, Sobat Parekraf bisa belajar martonun, atau membuat kain ulos bersama perempuan dari Desa Wisata Meat. Sekadar informasi, Desa Wisata Meat termasuk salah satu penghasil ulos terbesar di Kabupaten Toba! Jadi, Sobat Parekraf bisa membeli produk-produk ekonomi kreatif terbaik dari desa wisata ini.

Desa Wisata Tuktuk Siadong

Tidak kalah unik untuk dijelajahi, desa wisata di sekitar Danau Toba berikutnya adalah Desa Wisata Tuktuk Siadong. Terletak di Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, ikon dari desa wisata ini berupa Bukit Beta yang ditumbuhi rumput hijau dan sangat luas, serta Air Terjun Simangande yang mengalir deras dari salah satu sisi perbukitan.

Tak hanya menikmati wisata alam, Sobat Parekraf juga bisa melakukan berbagai aktivitas seru di Desa Wisata Tuktuk Siadong. Mulai dari memancing, berenang, hingga menyelam di danau. Menariknya lagi, Desa Wisata Tuktuk Siadong dijuluki Kampung Turis. Karena sudah dikunjungi turis mancanegara sejak 1990.

Desa Wisata Huta Tinggi

Berada di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Desa Wisata Huta Tinggi menawarkan perpaduan wisata alam dan budaya yang komplet. Di desa wisata ini Sobat Parekraf bisa merasakan sensasi memetik buah kopi langsung dari kebun, hingga belajar memerah susu kerbau. Menariknya, Sobat Parekraf bisa langsung mengolahnya menjadi dali ni horbo, keju khas Batak. Makanan tradisional ini mempunyai cita rasa gurih, mirip keju ricotta asal Italia.

Soal budaya tak perlu diragukan lagi, di Desa Wisata Huta Tinggi Sobat Parekraf bisa melihat pertunjukan Tari Tor-tor dan musik gondang yang sering diadakan dalam upacara adat di desa tersebut. Selain itu, Sobat Parekraf bisa melihat pemukiman warga yang tinggal di rumah bolon, rumah adat Batak. Menarik sekali, bukan?

Desa Wisata Jangga Dolok

Desa wisata di sekitar Danau Toba berikutnya berada di Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir. Tak hanya memiliki udara yang masih segar, Desa Wisata Jangga Dolok terkenal dengan wisata rumah adat Batak Toba Tertua, yakni Tobasa, yang umurnya 250-300 tahun.

Selain itu, Sobat Parekraf juga bisa mencicipi camilan khas Batak dari Desa Wisata Jangga Dolok, yakni tipa-tipa. Camilan yang terbuat dari beras tumbuk, lalu direndam selama 2 malam. Memiliki bentuk seperti sereal, warga lokal biasa menyajikan camilan manis ini dengan gula dan kelapa parut.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *