Putin Menang Pemilu Bikin Pemimpin Barat Meradang, China, India dan Korut Siap Bekerja Sama

Al-Qadri Ramadhan
Ilustrasi: Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Ramil Sitdikop, RIA Novosti via en.kremlin. ru)
Ilustrasi: Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Ramil Sitdikop, RIA Novosti via en.kremlin. ru)

MOSKOW, Quarta.id– Vladimir Putin secara meyakinkan memenangi pemilu Rusia untuk kelima kalinya sekaligus merintis jalan untuk berkuasa hingga 2030.

Putin memenangkan 87% dari total suara, jauh melampuai hasil kemenangannya di pemilu sebelumnya yakni 76,7%.

Pemerintah negara-negara Barat pada Senin (18/3:2024) mengutuk terpilihnya kembali Putin dan menyebutnya sebagai sesuatu yang tidak adil dan tidak demokratis.

BACA JUGA: Nikaragua Seret Jerman ke Mahkamah Internasional karena Dukung Genosida Israel di Gaza

Namun, hal berbeda dengan pemimpin China, India, dan Korea Utara. Mereka mengucapkan selamat kepada pemimpin veteran tersebut karena telah memperpanjang masa pemerintahannya hingga enam tahun lagi.

Reaksi kontras para pemimpin dunia tersebut menggarisbawahi kesenjangan geopolitik yang semakin melebar sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina dua tahun lalu

Hal itu yang memicu krisis terdalam dalam hubungan dengan Barat sejak berakhirnya Perang Dingin.

BACA JUGA: Sutradara Ini Singgung Korban Serangan Israel di Gaza Saat Pidato Kemenangan Oscar

Diberitakan Reuters, sesampainya di Brussel pada Senin, para menteri luar negeri Uni Eropa dengan tegas menolak hasil pemilu tersebut dan menganggapnya sebagai hasil pemilu yang palsu.

“Pemilu di Rusia adalah pemilu tanpa pilihan,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock di awal pertemuan.

BACA JUGA: Kemlu RI: Israel Wajib Patuhi Perintah Mahkamah Internasional

Menteri Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne mengatakan Paris telah memperhatikan “operasi pemilihan khusus”.

“Syarat untuk pemilu yang bebas, pluralistik dan demokratis tidak terpenuhi,” kata kementeriannya.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan hasil pemilu ini menyoroti “dalamnya penindasan” di Rusia.

“Putin menyingkirkan lawan-lawan politiknya, mengendalikan media, dan kemudian menobatkan dirinya sebagai pemenang. Ini bukan demokrasi,” katanya..

BACA JUGA: Anggota Angkatan Udara AS Bakar Diri di Depan Kedutaan Israel sambil Teriak “Bebaskan Palestina!”

Prancis, Inggris, dan negara-negara lain mengecam fakta bahwa Rusia juga mengadakan pemilu di wilayah pendudukan Ukraina yang diklaim telah mereka aneksasi selama perang.

Kremlin menepis kritik tersebut, dan mengatakan bahwa 87% suara yang dimenangkan Putin selama tiga hari pemilu menunjukkan bahwa rakyat Rusia sedang melakukan konsolidasi terhadap dirinya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pemilu Rusia tidak memiliki legitimasi.

“Jelas bagi semua orang di dunia bahwa tokoh ini (Putin)… sangat menginginkan kekuasaan dan melakukan segalanya untuk memerintah selamanya,” kata Zelenskiy.

BACA JUGA: Indonesia Kecam Penembakan Warga Palestina oleh Tentara Israel Saat Antre Bantuan Makanan di Gaza

Presiden AS Joe Biden belum memberikan komentarnya, namun juru bicara Gedung Putih pada Minggu mengatakan pemilu di Rusia “jelas tidak bebas dan tidak adil”.

Sebaliknya, Presiden China Xi Jinping mengucapkan selamat kepada Putin, dan mengatakan Beijing akan menjaga komunikasi yang erat dengan Moskow untuk mempromosikan kemitraan “tanpa batas” yang mereka sepakati pada 2022, tepat sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

“Saya percaya bahwa di bawah kepemimpinan Anda, Rusia pasti akan mampu mencapai prestasi yang lebih besar dalam pembangunan dan konstruksi nasional,” kata Xi kepada Putin dalam pesannya, menurut Xinhua News.

BACA JUGA: Marak Isu Kurma Asal Israel, BPS Ungkap 4 Negara Pemasok Terbesar untuk Indonesia

Perdana Menteri India Narendra Modi juga menyampaikan pesan yang sama dan berharap dapat memperkuat “kemitraan strategis khusus dan istimewa” antara New Delhi dan Moskow yang telah teruji oleh waktu.

India dan China, bersama dengan Rusia, adalah anggota kelompok negara berkembang BRICS yang bertujuan untuk menantang dominasi AS dalam perekonomian global.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Iran Ebrahim Raisi, yang dituduh oleh Barat memasok senjata ke Rusia, juga menyampaikan ucapan selamat kepada Putin, menekankan keinginan mereka untuk lebih memperluas hubungan bilateral dengan Moskow.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *