Diproyeksikan Jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, Yuk, Kenali Destinasi Wisata Andalan Kabupaten Bulukumba!

Ahmad Riyadi
Objek wisata Tanjung Bira di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Lokasi ini diproyeksikan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata (KEK) bersama destinasi wisata Takabonerate di Kepulauan Selayar. (Foto: kemenparekraf.go.id)
Objek wisata Tanjung Bira di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Lokasi ini diproyeksikan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata (KEK) bersama destinasi wisata Takabonerate di Kepulauan Selayar. (Foto: kemenparekraf.go.id)

BULUKUMBA, Quarta.id- Wilayah Bira  di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, diproyeksikan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dan akan diintegrasikan dengan Taman Nasional Takabonerate di Kepulauan Selayar.

Pengusulan Bira dan Takabonerate menjadi Kawasan Ekonomi Khusu (KEK) ditandai dengan Penandatanganan MoU Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bira dan Takabonerate antara Pemprov Sulawesi Selatan dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

BACA JUGA: Catat! Ini 10 Top Event Karisma Event Nusantata (KEN) 2024

Penandatanganan MoU berlangsung di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Makassar, Kamis (14/3/2024). ITDC selanjutnya akan melakukan pendampingan pada proses pengusulan KEK Bira dan Takabonerate.

Turut hadir Bupati Kepulauan dan Selayar dan Bupati Bulkumba, Kepala Balai Taman Nasional Takabonerate dan stakeholder terkait.

Inisiatif menjadikan Bira dan Takabonerate menjadi KEK didorong oleh Pemprov Sulsel melalui sejumlah kajian dan observasi.

BACA JUGA: Yuk, Nikmati Keindahan Karang Atol Terbesar Ketiga di Dunia Pada Festival Takabonerate 2023

Lalu, apa saja objek wisata unggulan pada wilayah tersebut? Untuk Kabupaten Bulukumba, beberapa objek wisata yang sejauh ini menjadi andalan adalah sebagai berikut:

Objek Wisata Bahari

Berbicara destinasi wisata bahari, Bulukumba menjadi salah satu primadona para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Beberapa objek wiata di Bumi Panrita Lopi, julukan Kabupaten Bulukumba tentu saja adalah Tanjung Bira. Kemudian ada Pantai Bara, Pantai Appalaran dan pesona Pulau Liukang dan juga Pantai Samboang.

Objek Wisata Pembuatan Perahu Pinisi

Objek kunjungan yang satu ini, mungkin yang paling ikonik. Kapal Pinisi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada Sidang ke-12 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Pulau Jeju, Korea Selatan, Kamis, (7/12/2017). Tulis laman kemendikbud.go.id.

BACA JUGA: Mesjid Tua Gantarang Lalangbata dan Sejarah Masuknya Islam di Kepulauan Selayar

Pinisi disebut sebagai: Seni Pembuatan Perahu di Sulawesi Selatan atau PINISI: Art of Boatbuilding in South Sulawesi dan masuk ke dalam UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.

Penetapan PINISI: Art of Boatbuilding in South Sulawesi sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO merupakan bentuk pengakuan dunia internasional terhadap arti penting pengetahuan akan teknik perkapalan tradisional yang dimiliki nenek moyang bangsa Indonesia yang diturunkan dari generasi ke generasi dan yang masih berkembang sampai hari ini.

BACA JUGA: Green Tourism Diprediksi Makin Hype di 2024, Traveler dan Pengelola Objek Wisata Wajib Miliki Aplikasi Ini!

Perkampungan Adat Ammatoa di Kajang

Perakmpungan adat dimaksud, berada di Desa Tanah Towa, Kecamatan Kajang, sekitar 40 km dari Kota Bulukumba.

Desa Tanah Towa  terbagi Sembilan dusun dan dihuni Oleh Suku Kajang.Di Desa Tanah Towa terdapat wisata Budaya Kampung Adat Ammatoa Kajang.

Laman Kemenparekraf RI, kemenparekraf.go.id menulis, hal yang menarik dan unik dari Suku Kajang adalah hutan yang masih alami, sederhana, alam yang masih asri dan hutan masih terjaga, serta pakaian yang  serba hitam dan tanpa menggunakan alas kaki.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Ajak Warga Jakarta Kenal Lebih Dekat Budaya Nusantara di Djakarta Ramadhan Fair 2024

Hitam merupakan sebuah warna Adat yang kental akan kesakralannya, warna Hitam mempunyai makna bagi Suku Kajang Ammatoa sebagai bentuk persamaan dalam segala hal termasuk kesamaan dalam kesederhanaan.

Warna hitam menunjukkan kekuatan dan kesamaan derajat bagi setiap orang didepan sang pencipta. Kesamaan dalam bentuk wujud lahir, menyikapi keadaan lingkungan, utamanya kelestarian hutan yang harus dijaga keasliannya sebagai sumber kehidupan.

Apa Keuntungan KEK pada Daerah ?

Menurut laman kemenparekraf.go.id, tujuan utama pengembangan KEK adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, serta meningkatkan daya saing.

Adanya KEK tentu memberikan fasilitas bagi beberapa kawasan yang lokasinya memiliki akses ke pasar global, baik melalui pelabuhan maupun bandara. Sehingga nantinya dapat memaksimalkan kegiatan industri, ekspor, impor, dan berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki nilai tinggi, sekaligus menciptakan daya saing internasional.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *