JAKARTA, Quarta.id- Aktivitas sehari-hari, terutama pada masyarakat perkotaan, menuntut mobilitas yang tinggi dan dinamis. Kondisi yang kerap memaksa seseorang harus berada di jalan akibat macet pada jam-jam tertentu.
Dan tahukah Anda, sering berada dalam kondisi kemacetan dapat memengaruhi kesehatan jantung kita. Seperti ulasan dr. Muhammad Fadhil Fikri –dari RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakartai dan dimuat pada laman yankes.kemkes.go.id.
Menurutnya, asap knalpot yang dikeluarkan oleh mobil melepaskan campuran zat pencemar berbahaya ke udara. Zat pencemar ini mungkin tidak terlihat oleh mata telanjang, tetapi dampaknya pada kesehatan kita jauh mencolok dirasakan oleh tubuh kita.
BACA JUGA: Dampak Buruk Minuman Bersoda, Dari Obesitas hingga Gangguan Fungsi Otak
“Ketika kita menghirup zat pencemar ini, mereka dapat menembus ke dalam paru-paru kita dan masuk ke dalam aliran darah kita, memicu serangkaian efek berbahaya,” ucapnya.
Salah satu cara utama pencemaran lalu lintas mempengaruhi kesehatan jantung kita menurutnya adalah melalui peradangan dan stres oksidatif.
“Partikulat halus sebagai polusi ini, juga dikenal sebagai PM2.5, terdiri dari partikel mikroskopis yang cukup kecil untuk melewati mekanisme pertahanan alami tubuh kita hingga dapat masuk ke dalam aliran darah,” ungkap dr. Muhammad Fadhil Fikri.
BACA JUGA: Heboh Vaksin AstraZeneca Picu Pembekuan Darah, Ini Tanggapan Kementerian Kesehatan RI
Begitu berada dalam aliran darah, partikel-partikel ini dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, menyebabkan perkembangan aterosklerosis, suatu kondisi yang ditandai oleh penumpukan plak lemak di pembuluh darah yang dapat mengganggu aliran darah.
Selain peradangan, pencemaran lalu lintas juga dapat menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas berbahaya dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya.
Pencemar berbahaya yang terdapat dalam emisi lalu lintas dapat menghasilkan kelebihan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan jaringan di seluruh tubuh, termasuk sistem jantung.
BACA JUGA: Stop Overthinking! Yuk, Kembali Jalani Hari dengan Ceria dan Produktif
“Seiring waktu, paparan kronis terhadap pencemaran lalu lintas ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, “ lanjut dr. Muhammad Fadhil Fikri.
Selain itu, stres dan frustasi yang terkait dengan terjebak dalam kemacetan juga dapat berkontribusi pada masalah jantung.
“Studi telah menemukan bahwa klakson terus-menerus, mengemudi dengan agresif, dan waktu perjalanan yang lama dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung serta menambah beban pada jantung,” ulasnya pada wesbite resmi Kementerian Kesehatan RI itu.
BACA JUGA: PBB: 4,9 Juta Anak di Dunia Meninggal Sebelum Ulang Tahun Kelima
Beban jantung yang meningkat ini, dikombinasikan dengan efek inflamasi dan oksidatif pencemaran lalu lintas, menciptakan kondisi sempurna untuk perkembangan penyakit jantung.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah sifat duduk yang lama saat terjebak dalam kemacetan. Duduk untuk waktu yang lama telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
“Ketika kita terjebak dalam kemacetan, kita sering terbatas pada kendaraan kita, dengan peluang terbatas untuk aktivitas fisik. Kurangnya gerakan ini dapat lebih memperparah dampak negatif lalu lintas pada kesehatan jantung kita,” pungkas dr. Muhammad Fadhil Fikri.