Ini Sebab Gempa Garut Tidak Picu Tsunami meski Berpusat di Laut

Al-Qadri Ramadhan
Peta yang dirilis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM menunjukkan lokasi pusat gempa Garut di laut. (Foto: vsi.esdm.go.id)
Peta yang dirilis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM menunjukkan lokasi pusat gempa Garut di laut. (Foto: vsi.esdm.go.id)

JAKARTA, Quarta.id– Gempa bumi yang terjadi di Garut, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024) malam berpusat di Samudera Hindia berjarak sekitar 151,7 km barat daya Kota Garut. Gempa ini bermagnitudo M6,2 pada kedalaman 70 km.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Apa sebab gempa Garut yang berpusat di laut namun tidak memicu terjadinya tsunami?

BACA JUGA: Gempa Garut Picu Guncangan Luas hingga ke Daerah Lain, Ini Penjelasan PVMBG

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) Kementerian ESDM menyatakan, berdasarkan data Badan Geologi, wilayah pantai Jawa Barat Selatan tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari 3 meter.  

“Kejadian gempa tersebut tidak menyebabkan tsunami karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut, meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut,” demikian analisis PVMBG dikutip di laman vsi.esdm.go.id, Minggu (28/4/2024).

BACA JUGA: Gempa Garut 6,5 SR Terasa hingga Jakarta, Perjalanan Kereta dan Commuter Line Sempat Terhenti

Atas kejadian gempa tersebut, PVMBG menyampaikan empat rekomendasi.

Pertama, masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan atau  informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

“Tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami,” lanjut keterangan PVMBG.

BACA JUGA: Erupsi Mereda, Status Gunung Ruang Turun Level dari Awas ke Siaga

Kedua, bangunan di daerah Jawa Barat Selatan harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan dengan dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

Ketiga, berhubung wilayah di daerah pesisir Jawa Barat Selatan tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan nonstruktural.

Keempat, kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard)  berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi. 

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *