JAKARTA, Quarta.id– Geowisata dan geopark semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia merupakan rumah bagi beberapa geopark yang telah ditetapkan UNESCO sebagai Global Geopark.
Global Geopark tersebut antara lain Batur, Gunung Sewu, Ciletuh-Palabuhanratu, Rinjani-Lombok, Kaldera Toba, Belitong, Maros Pangkep, Ijen, Merangin-Jambi, dan Raja Ampat.
Selain itu, terdapat sembilan geopark yang ditetapkan sebagai Geopark Nasional oleh pemerintah Indonesia.
Geopark adalah sebuah wilayah geografi yang memiliki warisan geologi dan keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi, termasuk di dalamnya keanekaragaman hayati dan keragaman budaya.
BACA JUGA: Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Bebani Rakyat dan Berpotensi Langgar UU
Keberadaan geopark seyogianya memberikan kontribusi pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar akibat maraknya kegiatan pariwisata. Tidak seharusnya warga sekitar geoparak hanya jadi penonton.
Atas dasar tersebut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Koperasi, Korporasi, dan Ekonomi Kerakyatan (PR KKEK) melakukan kerja sama dengan Universitas Islam Al Azhar (Unizar) Jakarta melakukan kolaborasi riset.
Riset dikhususkan pada Geopark Global UNESCO Rinjani Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat.. Penandatanganan kerja sama kedua pihak dilakukan pada Rabu (24/4/2024) di Kantor BRIN, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
Dekan Fakultas Ekonomi Unizar, Muhammad Sayuti, mengatakan tujuan penelitian untuk memberikan rekomendasi berbasis bukti bagi pengelola Geopark Rinjani-Lombok. Hal itu akan mendukung upaya menciptakan sinergi antara pelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
“Penelitian ini akan secara khusus mengkaji bagaimana Geopark Rinjani-Lombok dapat secara efektif mengintegrasikan kepentingan ekonomi lokal dengan inisiatif kelestarian lingkungan dan budaya,” ujarnya saat penandatanganan kerja sama, dikutip di laman brin.go.id Minggu (28/3/2024).
Kepala PR KKEK BRIN, Irwanda Wisnu Wardhana mengatakan, kerja sama yang dilakukan bertujuan agar ke depannya masyarakat, juga dapat menikmati secara optimal dampak dari kebijakan.
“Terutama bagi ekonomi kerakyatan, yakni pelaku UMKM, pelaku wisata, dan juga pelaku jasa lainnya. Misi kerja sama ini untuk memberikan dampak kepada sains, namun juga penelitian untuk masyarakat,” ujarnya.