Kiky Saputri Dukung Pilpres Satu Putaran karena Hemat Anggaran, Alissa Wahid: Bahaya Sekali

Al-Qadri Ramadhan
Alissa Wahid dan Kiky Saputri (Foto: Istimewa)
Alissa Wahid dan Kiky Saputri (Foto: Istimewa)

JAKARTA, Quarta.id– Putri sulung Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, menanggapi pernyataan komika Kiky Saputri yang mendukung penambahan anggaran untuk bansos menjelang pemilu.

Kiky juga menyatakan ingin pemilihan presiden (pilpres) hanya satu putaran saja karena jika dua putaran, anggaran akan bertambah dan perdebatan serta permusuhan di masyarakat lebih panjang.

BACA JUGA: Debat Capres Diprediksi Panas, Hasilnya Bakal Jadi Penentu Pilpres Satu atau Dua Putaran

“ Tap..tap… tapi kan kalo pun bansos ditambah anggarannya, yg akan terima dan bahagia rakyat kecil bang. Alhamdulillah ga sih harusnya?” tulis Kiky melalui akun Twitternya, @kikysaputrii, Sabtu (3/4/2024).

“Nah kalo pemilu yg 2 putaran, bukan cuma anggaran yg nambah, tapi juga perdebatan, dan permusuhan. Pengen tenang pas bulan puasa sama Lebaran. Jadi siapa pun yang menang yok bisa yok 1 putaran aja,” lanjut Kiky.

BACA JUGA: Anies, Prabowo, atau Ganjar yang Bakal Kuasai Panggung Debat Terakhir? Ini Analisis Pengamat

Baru-baru ini aksi pemerintah membagi-bagikan bansos untuk masyarakat kurang mampu mendapat sorotan publik karena dinilai dimanfaatkan untuk kepentingan elektoral dan menguntungkan capres-cawapres tertentu.

Merespons cuitan Kiky, Alissa mengatakan, dua isu yang disentuh komika yang bermain di acara komedi Lapor Pak! tersebut misleading, apalagi kalau berbicara jangka panjang tentang Indonesia.

“Bukan hanya Pemilu 2024. Soal pemilu 1 putaran, tidak bisa disederhanakan soal hemat anggaran. Ini cara pandang bahaya sekali,” ujar Alissa me-replay cuitan Kiky, Minggu (4/2/2024).

BACA JUGA: Debat Terakhir Capres, KPU Tambah Durasi Closing Statement, Apa Alasannya?

Dia menjelaskan, syarat satu putaran bukan hanya menang minimal 50% plus 1 suara dari total suara.

Ada syarat lain yakni capres harus mendapat minimal 20% suara di minimal 50% dari total jumlah provinsi (minimal 19 provinsi).

Menurutnya, syarat tersebut berlaku untuk memastikan pemerataan. Jika syarat menang hanya 50% plus 1 suara saja, maka pemilu akan bias Jawa, yakni pasangan calon hanya akan fokus berkampanye di Pulau Jawa saja.

BACA JUGA: Jokowi Disebut Akan Pacu Semua Potensi untuk Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran

“Jadi 2 putaran dipersiapkan untuk mengantisipasi kalau syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi. Tujuan lain: parpol-parpol akan bergabung menjadi dua kubu di putaran ke-2. Pendukung paslon yg gak lolos akan reorientasi. Efeknya? Negara akan lebih stabil karena di parlemen oposisinya gak sampai ⅔,” papar Alissa.

Dia melanjutkan, kalau terjadi pilpres satu putaran di 2024, secara sederhana risikonya adalah parpol-parpol pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 dan 03 akan menjadi oposisi di DPR.

BACA JUGA: IPB Ikut Kritik Jokowi: Pemimpin Nasional Harus Junjung Etika dan Moral

“Jangan lupa, semua kebijakan negara akan diputuskan bersama oleh pemerintah dan DPR. Bisa berlarut-larut tuh. Misalnya soal anggaran IKN,” ujarnya.

Menurutnya, IKN yang kabarnya akan dipaksakan harus digunakan untuk upacara 17 Agustus 2024, bisa saja anggarannya disoal lagi di DPR karena oposisinya banyak.

“Belum lagi soal program-program lainnya yang jauh lebih penting. Ini harga dan biayanya jauh lebih mahal daripada dua putaran pilpres,” tandasnya.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *