Terkenal Lezat dan Bergizi Tinggi, Ikan Kakatua Sebaiknya Tidak dikonsumsi, ini Alasannya!

Siti Lestari
Ikan kakatua atau Parrot Fish, salah satu jenis ikan yang dianjurkan untuk tidak lagi di perjualbelikan. Foto: Ralf Schlegel/unsplash.com
Ikan kakatua atau Parrot Fish, salah satu jenis ikan yang dianjurkan untuk tidak lagi di perjualbelikan. Foto: Ralf Schlegel/unsplash.com

MAKASSAR-Quarta.id – Ditengah seruan untuk tidak dikonsumsi berlebihan, ikan kakatua atau Parrot Fish masih diperjualbelikan pada beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan.

Dari pantauan Quarta.id, Selasa (10/9/2023) di Makassar dan Kepulauan Selayar, ikan kakatua tetap dberedar pada sejumlah pasar tradisional dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Padahal, anjuran untuk tidak lagi menangkap jenis ikan yang masuk famili Scaridae dan banyak menghuni laut dangkal tropis maupun subtropis ini, marak disampaikan oleh berbagai kalangan peneliti dan penggiat lingkungan.

BACA JUGA: Lakukan Penelitian di Kepulauan Selayar, Akademisi Ini Ingatkan Bahaya Mikroplastik

Mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti melalui akun twiter miliknya menganjurkan Parrot Fish menjadi opsi terakhir untuk bahan makanan.

Menurut Susi, ikan kakatua memiliki gizi dan terkenal dengan tekstur dagingnya yang empuk, namun keberadaannya juga penting untuk kelestarian laut.

Rika dari organisasi Seasoldier Indonesia membenarkan masih maraknya penangkapan Parrot Fish “Dari pengamatan Seasoldier penangkapan parrot fish terjadi dihampir seluruh daerah di Indonesia,” ujarnya.

Padahal menurut Rika, Parrot Fish memiliki peran penting dalam melestarikan karang. Aktivitas Parrot Fish yang memakan alga sebagai penganggu tumbuh kembang karang, menjadi alasan utama ikan ini kemudian kerap disebut “pahlawan karang”.

“Karang yang sehat akan memberi kontribusi pada keberlangsungan rantai makanan di laut dan ekosistem laut secara umum,” lanjut Rika.

Dilansir dari penelitian University of Exeter menyebutkan, ikan kakatua sebagai produsen pasir yang besar, menghasilkan lebih dari 85% sedimen pasir baru yang diproduksi di bagian luar terumbu setiap tahunnya.

Ikan kakatua menggiling karang ketika makan dan setelah mencerna isi yang dimakan, mereka mengeluarkan sisa makanan berupa pasir, yang kemudian dapat diangkut ke garis pantai pulau yang berdekatan.

Pendapat Akademisi Universitas Padjajaran Bandung

Akademisi dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Padjajaran Bandung, Noir Primadona Purba yang dihubungi Quarta.id, Senin (11/9/2023), membenarkan peran ikan kakatua dalam melestarikan karang dan menghasilkan pasir pada wilayah pesisir.

“Hanya saja, belum ada aturan formal terkait pelaranagan menangkap Parrot Fish,” ucap Noir.

Menurut Noir, perlu dikaji lagi, seperti apa kondisi karang pada suatu wilayah, bagaimana dengan keberadaan pasir dan jumlah populasi ikan kakatua sendiri untuk mengeluarkan kebijakan pelarangan secara formal.

“Bisa jadi aturan resmi larang penangkapan ikan kakatua hanya dilakukan pada wilayah tertentu sesuai karakteristik yang dimilikinya,” tutup Noir.

 

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *