Moms Perlu Waspada, Ada Bahaya di balik Takjil atau Makanan yang Dibungkus Plastik

Siti Lestari
Penggunaan kemasan plastik pada makanan, marak terjadi pada bulan ramadan seperti saat ini. (Foto: Istimewa)
Penggunaan kemasan plastik pada makanan, marak terjadi pada bulan ramadan seperti saat ini. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, Quarta.id- Fenomena menjamurnya takjil dan makanan jadi yang dijual dengan menggunakan pembungkus berbahan dasar plastik, menjadi siklus musiman, setiap bulan Ramadan tiba.

Dengan alasan lebih praktis dan ekonomis, membeli makanan jadi untuk konsumsi saat berpuasa, menjadi pilihan banyak orang.

Tapi tahukah Anda, ada bahaya yang mengintai di balik kebiasaan kita berbelanja makanan ataupun takjil dengan kemasan berupa plastik jenis tertentu.

BACA JUGA: Lakukan Penelitian di Kepulauan Selayar, Akademisi Ini Ingatkan Bahaya Mikroplastik

Jurnal ilmiah Universitas Medan Area yang dipublikasi pada laman pji.uma.ac.id mengingatkan kita terkait fakta tersebut.

“Membungkus makanan panas dengan plastik saat ini telah menjadi praktik yang umum dilakukan. Padahal, bahaya plastik yang kerap disepelekan ini, bisa berpengaruh terhadap kesehatan tubuh Anda,” tulis laman itu pada 2023 lalu.

Jurnal ilmiah tersebut memberi warning kepada khalayak luas untuk menghindari penggunaan plastik dalam keadaan panas dikarenakan plastik terbuat dari berbagai bahan maupun komponen kimia yang berbahaya. Salah satunya adalah BPA.

BACA JUGA: Sampah Organik dilarang Masuk TPA Sarimukti, Akademisi ITB Sampaikan ini!

“Membungkus makanan panas dengan plastik dapat memindahkan komponen-komponen berbahaya tersebut ke makanan yang kita makan, hingga akhirnya masuk ke tubuh,” lanjut laman itu.

Pendapat yang sama disampaikan dosen jurusan Kimia dari Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar (UNM), Muhammad Nur Alam yang dihubungi Quarta.id, Sabtu (16/3/2024).

“Ketika makanan panas atau asam terpapar pada plastik, kondisi ini dapat merusak struktur plastik, melemahkan ikatan-ikatan antara molekul polimer, dan memfasilitasi migrasi sisa monomer serta bahan kimia lainnya dari plastik ke dalam makanan,” ujar Muh. Nur Alam.

BACA JUGA: Presiden Baru dan “Bom Waktu” Bernama TPA

Suhu tinggi, menurutnya juga dapat meningkatkan energi kinetik molekul plastik, yang mempercepat proses migrasi.

“Perlu dicatat bahwa sisa monomer atau bahan kimia lain yang terlepas dari plastik mungkin bersifat beracun atau berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia jika terakumulasi dalam tubuh dalam jumlah yang signifikan,” lanjut Alam.

Tulisan pada laman pji.uma.ac.id menyebut, plastik dengan kandungan BPA (Bisphenol A) diketahui dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti penurunan kesuburan pada pria maupun wanita.

Komponen lain pada plastik yang bisa bermigrasi ke makanan adalah PS (Polystyrene) yang bersifat karsinogenik dan disebut dapat memicu kanker, atau PVC (Polyvinyl Chlorida) yang tak kalah berbahayanya bagi kesehatan.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *