BANDUNG, Quarta.id- Empat mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil mengembangkan inovasi teknologi berbasis Ai dan IoT untuk meminimalkan kecelakaan lalu lintas akibat sopir yang kelelahan atau mengantuk.
Inovasi tersebut berhasil meraih Juara 2 dalam ajang Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 6, sebuah kompetisi teknologi yang diselenggarakan oleh Samsung Electronics Indonesia, Senin (26/5/2025).
BACA JUGAl: Rektor ITB Bagikan Tips “AIR”, Kiat Sukses Anak Muda Indonesia di Masa Depan
Tim IoTelligence yang beranggotakan diantaranya Ahmad Mudabbir Arif (Informatika, 2022), Jihan Aurelia (Sistem Teknologi dan Informasi, 2022), Marzuli Suhada M. (Informatika, 2022), dan Nasywaa Anggun Athiefah (Sistem Teknologi dan Informasi, 2022).
Ditulis oleh itb.ac.id pada Rabu (18/6/2025), keemaptnya mengusung solusi inovatif berupa alat deteksi microsleep berbasis AI dan IoT untuk meningkatkan keselamatan transportasi darat.
Tim mengembangkan alat deteksi microsleep berbasis Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) untuk mengurangi risiko kecelakaan akibat sopir mengantuk.
BACA JUGA: Makin Canggih! Kemenkes Akan Manfaatkan AI untuk Diangnosa TB
Sistem ini memanfaatkan kamera untuk mendeteksi mata tertutup menggunakan model Eye Aspect Ratio, lalu memberikan peringatan melalui buzzer dan menghubungkan data ke dashboard AI untuk merekomendasikan penjadwalan kerja yang adaptif.
Ide ini terinspirasi dari banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas akibat sopir kelelahan. “Sopir adalah aktor utama yang terlibat dalam roda transportasi, di mana mereka berkendara setiap harinya,” ujar Nasywaa.
Dukungan dari SIC sangat membantu pengembangan prototipe, mulai dari penyediaan perangkat IoT hingga sesi mentoring teknis. Tantangan seperti keterbatasan sensor dan waktu pengerjaan di tengah padatnya perkuliahan diatasi dengan manajemen waktu dan kerja tim yang solid.
BACA JUGA: Indonesia Ingatkan Ancaman Penggunaan Teknologi AI untuk Pendanaan Terorisme
“Tips dari kami, fokus pada problem nyata, kolaborasi dan time management, prototyping yang bisa direalisasikan,” ujar Marzuli.
Ke depannya, tim akan fokus pada pengembangan perangkat keras, peningkatan akurasi AI, dan uji coba skala besar. Mereka berharap alat ini dapat menjadi standar keselamatan kerja di perusahaan transportasi.
Menurut mereka, kolaborasi AI dan IoT adalah kunci menuju masa depan Indonesia yang lebih aman, efisien, dan digital.