JAKARTA, Quarta.id– Film dokumenter Dirty Vote terus menjadi perbincangan publik. Film yang membahas praktik kecurangan pemilu yang dilakukan secara sistematis oleh rezim penguasa ini sudah ditonton lebih 2 juta kali hanya 18 jam setelah ditayangkan pada Minggu (11/2/2024), pukul 11.00 WIB.
Hingga Senin (12/2/2024) pukul 08.00 WIB, film ini dikomentari lebih dari 36.500 orang.
BACA JUGA: Jokowi Diadang Gerakan Kampus, Misi Pilpres Satu Putaran Pupus?
Dirty Vote merupakan dokumenter yang dibintangi oleh tiga ahli hukum tata negara.
Mereka adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.
Melalui film garapan suradara Dandhy Dwi Laksono ini, ketiga pakar mengungkap berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi.
“Penggunaan infrastruktur kekuasaan yang kuat, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang demi mempertahankan status quo. Bentuk-bentuk kecurangan yang dilakukan kekuasaan diurai dengan analisa hukum tata negara,” demikian keterangan resmi peluncuran dokumenter ini di akun YouTube PSHK, Minggu (11/2/2024).
BACA JUGA: Jokowi Disebut Akan Pacu Semua Potensi untuk Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran
Bivitri mengatakan, Dirty Vote merupakan sebuah film dan rekaman sejarah betapa rusaknya demokrasi yang sudah terjadi di Indonesia.
Dia menjelaskan Dirty Vote menceritakan soal kekuasaan yang disalahgunakan karena nepotisme. Dia menegaskan pentingnya sikap publik dalam merespons praktik kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
Sedangkan Feri Amsari mengingatkan, membiarkan kecurangan pemilu sama saja dengan merusak bangsa Indonesia.
“Rezim yang kami ulas dalam film ini lupa bahwa kekuasaan itu ada batasnya. Tidak pernah ada kekuasaan yang abadi,” ujarnya.
BACA JUGA: IPB Ikut Kritik Jokowi: Pemimpin Nasional Harus Junjung Etika dan Moral
“Sebaik-baiknya kekuasaan adalah, meski masa berkuasa pendek, tapi bekerja demi rakyat. Seburuk-buruknya kekuasaan adalah yang hanya memikirkan diri dan keluarganya dengan memperpanjang kuasanya,” ujarnya.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sudah membantah isi dokumenter Dirty Vote hanya beberapa saat setelah tayang. Film tersebut disebut berisi fitnah.