JAKARTA, Quarta.id– Penutupan operasional Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi di Manado diperpanjang selama 12 jam hingga 19 April pukul 18.00 Wita.
Hal tersebut dilakukan berdasarkan pertimbangan masih adanya abu vulkanik di airways dan hasil paper test yang menunjukkan positif Volcanic Ash (VA).
Citra satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan sebaran abu sudah mengarah ke Barat, Barat Laut, Timur Laut dan Tenggara menutupi Manado dan Minahasa Utara.
BACA JUGA: Abu Vulkanik dari Letusan Gunung Ruang Bahayakan Penerbangan, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado, Ambar Suryoko mengatakan, perpanjangan penutupan sementara operasional Bandara Sam Ratulangi atas kesepakatan bersama Kepala Otoritas Bandara, General Manager AirNav, BMKG, dan Badan Usaha Angkutan Udara (BUAU) yaitu PT Garuda Indonesia, Lion Air Group, PT Citilink Indonesia dan PT Transnusa Aviation Mandiri.
BACA JUGA: Batik Air Batalkan Penerbangan di Bandara Kuala Lumpur Efek Letusan Gunung Ruang
Penanganan penumpang oleh BUAU dilakukan dengan opsi reschedule atau refund berlangsung dengan aman dan tertib.
“Kami masih terus memantau perkembangan dari erupsi Gunung Ruang, dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait dalam penanganan force majeure ini untuk mengantisipasi tindakan yang diperlukan demi memastikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan,” ujarnya Jumat (19/4/2024) dikutip dari laman hubud.dephub.go.id.
BACA JUGA: Dampak Erupsi Gunung Ruang, 828 Jiwa Mengungsi ke Tempat Ibadah dan Gedung Kantor Pemerintah
Selain itu pihaknya juga akan terus memonitoring bandara-bandara sekitar yang terdampak dan berpotensi mengganggu aktivitas penerbangan.
“Penutupan operasional Bandara Samratulangi kami sesuaikan dengan kondisi ter-update, dan kami berharap masyarakat khususnya calon penumpang dapat memaklumi kondisi force majeure ini demi keselamatan penerbangan. Semoga semua kembali normal dan kondusif,” tandasnya.