JAKARTA, Quarta.id- Kaki gelisah adalah kondisi dimana kaki bergoyang atau berayun tanpa sadar. Secara ilmiah, gejala ini disebut restless legs syndrome (RSL), yang juga dikenal sebagai penyakit Willis-Ekbom.
Hal Ini merupakan gangguan sistem saraf pusat yang menyebabkan timbulnya keinginan tidak terkendali untuk menggerakkan kaki.sebagaimana diungkapkan National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Pada kebanyakan kasus, tidak ditemukan penyebab pasti dari sindrom kaki gelisah, yang dikenal sebagai sindrom kaki gelisah idiopatik (primer).
BACA JUGA: Hari Epilepsi Sedunia, Mengenal Lebih Jauh Epilepsi pada Anak
Sebagian ahli saraf berpendapat bahwa gejala sindrom kaki gelisah memiliki ragam faktor penyebab dan berhubungan dengan dopamin, zat kimia di dalam otak yang bisa meningkat saat seseorang mengalami sensasi yang menyenangkan.
“Dopamin terlibat dalam pergerakan otot dan bertanggungjawab atas gerakan tidak sadar pada sindrom kaki gelisah,” tulis laman sehatnegeriku.kemkes.go.id pada 5 Juni 2024.
Menurut penelitian Pratt dkk. dalam jurnal Current Rheumatology Review pada 2016, sindrom kaki gelisah terjadi ketika zat besi di beberapa bagian otak mengalami penurunan.
BACA JUGA: Hati-hati Bunda, Ini Penyebab Makin Banyak Anak Terkena Diabetes!
Bagian-bagian otak tersebut juga menunjukkan keadaan kelebihan dopamin. Sindrom ini disebabkan oleh gangguan kesehatan, seperti defisiensi zat besi, gagal ginjal kronis, diabetes melitus, Parkinson, rheumatoid arthritis, defisiensi folat dan magnesium, atau fibromyalgia. Hal ini dikenal sebagai sindrom kaki gelisah sekunder.
Sindrom kaki gelisah bisa diturunkan secara genetis. Penelitian Winkelman dkk., yang dipublikasikan dalam European Journal of Neurology pada 2006, menyatakan bahwa telah ditemukan lokus gen autosom yang berhubungan dengan sindrom kaki gelisah. Dalam kasus ini, gejala biasanya muncul sebelum usia 45 tahun.
Ibu Hamil dan Lansia Berpeluang Alami Sindrom Kaki Gelisah
Cesnik dkk., dalam jurnal Neurology pada 2010, menyebutkan bahwa hampir sepertiga pasien hamil dipengaruhi oleh sindrom kaki gelisah pada 3 bulan terakhir kehamilannya, meski belum diketahui secara pasti penyebabnya. Gejalanya biasanya hilang setelah pasien tersebut melahirkan.
Sindrom kaki gelisah dapat menyerang siapa saja dan kapan saja dalam hidup mereka. Orang lanjut usia juga rentan mengalami sindrom kaki gelisah, meskipun gejalanya bisa saja berkembang pada usia berapa pun, termasuk di masa kanak-kanak.
BACA JUGA: Perempuan Lebih Berpeluang Alami Obesitas Ketimbang Laki-laki? Ini Analisa Para Ahli
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyarankan penderita sindrom kaki gelisah menghindari pemicu yang bisa memperburuk gejalanya.
Pemicu itu antara lain obat-obatan antidepresan, antipsikotik, atau lithium yang digunakan dalam pengobatan gangguan bipolar; antiemetik penghambat dopamin; dan antihistamin yang bekerja secara sentral; kafein atau alkohol; merokok; kelebihan berat badan atau obesitas; serta stres.
Gejala Umum Sindrom Kaki Gelisah
Gejala utama sindrom kaki gelisah adalah keinginan yang sangat besar untuk menggerakkan kaki. Hal ini menyebabkan adanya sensasi merangkak atau merayap yang tidak nyaman pada kaki, betis, dan paha.
Gejala ini dapat memberat bila penderitanya sedang beristirahat, duduk, atau berbaring. Kadang-kadang lengan, dada, dan wajah juga bisa terkena dampaknya.
Menurut data NINDS, lebih dari 80 persen penderita sindrom kaki gelisah juga mengalami sentakan tak sadar pada kaki dan lengan, yang dikenal sebagai periodic limb movement of sleep (PLMS).
BACA JUGA: Hari Epilepsi Sedunia, Mengenal Lebih Jauh Epilepsi pada Anak
Jika Anda menderita PLM, kaki Anda akan tersentak atau bergerak-gerak tak terkendali, yang biasanya terjadi pada malam hari. Gerakannya singkat dan berulang-ulang, biasanya terjadi setiap 20-40 detik.
Gejala sindrom kaki gelisah bisa bervariasi, dari ringan hingga berat. Allen dkk., dalam jurnal Sleep Medicine pada 2014, menyebutkan bahwa gejalanya bisa berupa sensasi kesemutan, terbakar, gatal atau berdenyut, perasaan “menyeramkan”, perasaan seperti air bersoda ada di dalam pembuluh darah di kaki, dan sensasi kram yang menyakitkan di betis.
BACA JUGA: Warning! Hasil Penelitian, Polusi Udara Dapat Memperpendek Usia Harapan Hidup
Dalam kasus yang parah, sindrom kaki gelisah sangat menyusahkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Sensasinya seringkali memburuk pada sore atau malam hari.
Penderita menjadi sulit tidur sehingga produktivitas terganggu karena sering kelelahan dan mengantuk pada siang hari. Sebagian orang mengalami gejala ini sesekali tapi sebagian lain mengalaminya setiap hari.
Sindrom kaki gelisah memang tidak mengancam jiwa tetapi pada kasus yang parah akan menyebabkan insomnia, yang memicu kecemasan dan depresi. Gejala sindrom kaki gelisah biasanya akan hilang jika penyebab utamanya dapat diatasi.
Diagnosa dan Penanganan Sindrom Kaki Gelisah
Allen dkk. menyatakan bahwa tidak ada tes tunggal untuk mendiagnosis sindrom kaki gelisah. Diagnosis pada umumnya didasarkan pada gejala-gejala di atas, riwayat kesehatan Anda dan keluarga, pemeriksaan fisik, dan hasil tes gangguan neurologis, radikulopati, atau penyakit Parkinson.
Dokter juga akan merujuk Anda untuk menjalani tes darah untuk memastikan atau menyingkirkan kemungkinan penyebab sindrom kaki gelisah.
Untuk kasus yang ringan, gejala sindrom kaki gelisah tidak memerlukan pengobatan apa pun, selain melakukan beberapa perubahan gaya hidup agar lebih sehat.
BACA JUGA: Berat Badan Rawan Naik Usai Libur Lebaran, Waspada Pemicunya
Gaya hidup dimaksud seperti tidur yang teratur dan menghindari alkohol atau kafein di malam hari; berhenti merokok jika Anda merokok; berolahraga secara teratur pada siang hari; dan mengonsumsi air mineral yang cukup serta makan makanan bergizi seimbang.
Jika gejalanya memburuk, Anda mungkin memerlukan bantuan dokter spesialis dan obat-obatan untuk mengatur kadar dopamin dan zat besi dalam tubuh Anda dan pereda nyeri.
Selama mengalami sindrom kaki gelisah, ada beberapa hal yang dapat membantu meringankan gejalanya, seperti memijat kaki, mandi air panas di malam hari.
Pengidap sindrom kaki gelisah dapat pula mengoleskan kompres panas ke otot kaki, dan melakukan aktivitas yang mengalihkan pikiran, seperti membaca atau menonton televisi, dan latihan relaksasi, seperti yoga atau tai chi, berjalan kaki, dan melakukan peregangan.