12 Negara Anggota OKI Belajar Bersama Terkait Riset dan Produksi Vaksin di Indonesia

Ahmad Riyadi
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat Acara pembukaan (opening ceremony) Program Fellowship Penelitian dan Pelatihan Teknologi Virologi dan Vaksin Batch ke-3 diselenggarakan di Jakarta, Senin (1/7/2024). (Foto: kemkes.go.id)
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat Acara pembukaan (opening ceremony) Program Fellowship Penelitian dan Pelatihan Teknologi Virologi dan Vaksin Batch ke-3 diselenggarakan di Jakarta, Senin (1/7/2024). (Foto: kemkes.go.id)

JAKARTA, Quarta.id- Indonesia kembali menjadi tuan rumah Program Fellowship Penelitian dan Pelatihan bidang Virologi dan Teknologi Vaksin. Program ini ditujukan bagi para peneliti dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Islam (OKI) yang ingin mempelajari teknologi pembuatan vaksin.

Laman sehatnegeriku.kemkes.go.id menyebut, penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah program fellowship ini merupakan kali ketiga, setelah kesuksesan penyelenggaraan gelombang pertama dan kedua pada 2022 dan 2023.

Program fellowship batch 3 akan berlangsung selama 1 bulan, mulai 1 Juli hingga 29 Juli 2024, di dua kota, yaitu Jakarta dan Bandung, Jawa Barat.

BACA JUGA: Terbitkan Izin Penggunaan Vaksin AstraZeneca pada 2021, BPOM Buka Suara soal Kasus Pembekuan Darah

Sebanyak 12 peserta dari 9 negara anggota OKI yang mengikuti program ini, yaitu Indonesia, Kamerun, Kazakhstan, Malaysia, Mesir, Pakistan, Somalia, Tanzania, dan Uganda.

Program Fellowship Penelitian dan Pelatihan Teknologi Virologi dan Vaksin Batch ke-3 ini dibuka di Jakarta, Senin (1/7/2024) bersamaan dengan Workshop Vaksin dan Virologi yang terbuka untuk diikuti secara daring oleh seluruh peneliti dan masyarakat umum di negara-negara anggota OKI.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberi sambutan mengatakan, program fellowship ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan OKI yang bertujuan meningkatkan kapasitas para peneliti negara anggota OKI dalam teknologi pembuatan vaksin.

BACA JUGA: Pemberian Vaksin Covid-19 di Indonesia Capai 453 Juta Dosis, Berapa Banyak AstraZeneca?

“Saya mendukung inisiatif Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan negara Islam dalam hal vaksin, karena selama ini penelitian, pengembangan dan manufaktur banyak dilakukan di bumi bagian utara, saatnya kita perluas ke bumi bagian selatan,” kata Menkes Budi.

Menkes Budi menjelaskan, perluasan penelitian dan manufaktur vaksin dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin global. Hal ini penting mengingat pengalaman pandemi COVID-19 yang menunjukkan bahwa banyak negara berkembang kesulitan mendapatkan akses vaksin dibandingkan negara-negara maju.

Rangkaian program fellowship batch 3 akan berlangsung selama 29 hari, diawali dengan acara pembukaan dan kegiatan Workshop Vaksin dan Virologi.

BACA JUGA: Perkuat Diplomasi Kesehatan, Indonesia Kirim 10 Juta Dosis Vaksin Polio ke Afganistan

Selanjutnya, para peserta program fellowship akan mengunjungi 2 industri farmasi di Jakarta, yaitu PT Etana Biotechnologies Indonesia dan Kalbe Business Innovation Centre, serta melakukan kunjungan ke laboratorium BRIN.

Para peserta juga akan mengikuti pelatihan di laboratorium PT Bio Farma dan Laboratorium Sentral UNPAD Bandung dan Jatinangor. Pelatihan di masing-masing laboratorium akan berlangsung selama 10 hari.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *