Ironi Tim Juara, Dililit Utang, Bintang Terancam Hengkang

Ahmad Riyadi
Squad PSM Makassar melakukan selebrasi saat pertandingan melawan Bali United di Stadion Dipta, Gainyar, Bali, Jum'at (14/8/2023). Foto: Dok. PT. Liga Indonesia Baru
Squad PSM Makassar melakukan selebrasi saat pertandingan melawan Bali United di Stadion Dipta, Gainyar, Bali, Jum'at (14/8/2023). Foto: Dok. PT. Liga Indonesia Baru

Sukses menjuarai Liga 1 2022/2023, PSM malah dilanda prahara. Pemain mengeluhkan pembayaran gaji yang telat. Sejumlah pemain pilar juga ogah-ogahan berlatih.  Kondisi ini diduga dipicu oleh keuangan manajemen tim Juku Eja yang cekak.

PAREPARE,Quarta.id – Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares melakukan aksi tak biasa pada sesi konferensi pers sebelum pertandingan pekan ke-12 BRI Liga 1 antara PSM Makassar versus Barito Putra, Kamis (14/09/2023).

Di tengah konferensi pers, juru taktik asal Portugal itu melelang sejumlah koleksi pribadi miliknya. Koleksi tersebut berupa penghargaan yang pernah diterimanya selama melatih PSM. Ada polo t-shirt dan trofi sebagai Pelatih Terbaik Liga 1 Musim 2022/2023.

“Hasil lelang ini akan kita berikan kepada official tim dan tentu para pemain,” ucapnya di depan awak media.

BACA JUGA: Garuda Muda Terbang Tinggi, Cetak Sejarah Lolos ke Piala Asia U-23

Momen langka di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare tersebut seakan menjawab persoalan laten yang melanda internal Juku Eja. Manajemen dililit persoalan keuangan. Sebuah ironi karena PSM Makassar merupakan klub besar dan berstatus kampiun Liga 1 2022/2023.

Aksi unik Tavares dan berbagai isu tak sedap yang berembus sebelumnya  seolah memberi bukti kuat bahwa tim tertua di Indonesai itu memang sedang tidak baik-baik saja. Isu tak sedap antara lain manajemen PSM sedang terlilit utang.

Kondisi yang kemudian berimbas pada pembayaran gaji pemain. Ini diketahui dari postingan sejumlah pemain di akun media sosial mereka.  Pemain secara terbuka menyentil soal pembayaran gaji yang telat.

“Kerja terus menerus, gajian diundur terus,” demikian postingan Yakob Sayuri dan Yance Sayuri di akun mereka.

BACA JUGA: Ronaldo Kian Memudar, Gagal Masuk Nominasi Ballon d’Or untuk Pertama Kali Sejak 2004

Masalah tidak berhenti di situ. Gaji telat juga diduga penyebab kapten Juku Eja Wiljan Pluim absen saat sesi latihan resmi jelang laga kontra Barito Putra.

Aksi Tavares mendapat beragam komentar dari suporter tim kebanggan warga Makassar dan Sulawesi Selatan tersebut. Sebagian menduga aksi Tavares memang berkaitan dengan kondisi finansial manajemen.

“Bisa jadi, sikap Pluim dan Yuran Fernandes yang angin-anginan mengikuti latihan dalam beberapa waktu terakhir, ada kaitannya dengan kondisi finansial PSM,” ucap akun @Sardii_10 pada salah satu postingan Instagram PSM.

Kondisi internal PSM wajar mengundang prihatin.  Apalagi, tim dari Indonesia timur memiliki sejarah besar di persepakbolaan Tanah Air.  Meski baru dua kali juara semenjak liga profesional bergulir, setiap musim PSM kerap menghuni papan atas.

BACA JUGA: Balada Duka The Blues, Skuad Mewah tapi Peringkat Masih Saja Papan Bawah

Di era perserikatan, PSM merupakan salah satu raksasa yang menjadi pesaing utama Perjia, Persib, Persebaya, dan PSMS Medan. Juku Eja pernah lima kali merengkuh gelar juara perserikatan.

Kondisi internal manajemen PSM hari-hari ini berjalin kelindan dengan antusiasme suporter menyaksikan laga home tim kesayangan mereka. Penonton yang menyaksikan laga kandang di Stadiion BJ Habibie terus menurun. Sungguh pemandangan yang kontras jika dibanding musim lalu saat Juku Eja tampil impresif sepanjang musim.

Laman resmi Liga 1 (ligaindonesiabaru.com) merilis jumlah penonton Liga 1 hingga pekan ke-10. Total penonton yang menyaksikan laga kandang seolah tidak mencerminkan Juku Eja sebagai tim juara.  PSM hanya unggul jumlah penonton dari tim-tim baru yang notabene belum memiliki basis pendukung fanatik.

Penonton laga kandang Juku Eja sejauh ini baru mencapai 12.006. Artinya, setiap menjadi tuan rumah, penonton yang hadir rata-rata hanya 2.401 orang.

Jumlah penonton PSM hanya sedikit di atas tim Persikabo 1973, Dewa United, Bhayangkara FC, Arema FC, dan Rans Nusantara.

Perang Dingin Suporter dan Manajemen Tim 

Minimnya kehadiran penonton pada setiap laga home PSM sudah terjadi sejak awal bergulirnya Liga 1 musim 2023/2024. Kebijakan majemen mengubah harga tiket dianggap keputusan sepihak oleh komponen suporter.

“Harusnya manajeman melibatkan suporter dalam penentuan harga tiket,” ucap Sadati Sukma, pentolan The Red Gank, salah satu basis pendukung PSM beberapa waktu lalu.

Red Gank termasuk yang memilih aksi boikot laga kandang PSM sebagai bentuk protes atas kebijakan manajemen menaikkan harga tiket.

Pemerhati sepakbola Sulawesi Selatan,  Husain Abdullah ikut menyayangkan konflik antara manajemen dengan supporter ini.  Dia meminta  manajemen PSM membuka kran komunikasi dengan suporter.

“Suporter adalah pelecut semangat tim, jadi tolok ukur sponsor memasang iklan, selain sumber penghasilan tambahan,” ujarnya melalui postingan di akun X/Twitter.

Bayang-Bayang Ditinggal Pemain Bintang

Sikap Pluim yang mangkir pada beberapa pertandingan dan latihan resmi serta ketidakhadiran bek jangkung Yuran Fernandes hingga H-1 sebelum laga penting melawan Barito Putra menjadi pembicaraan hangat di kalangan suporter.

Belum lagi “Duo Sayuri” yang mulai vokal bersuara di media sosial terkait gaji yang terlambat. Pluim, Yuran, Yakob Sayuri dan Yance Sayuri adalah pilar penting dalam perjalanan PSM merengkuh titel juara Liga 1 musim lalu.

Tidak salah jika pencinta PSM kini mulai dihantui kekhawatiran hengkangnya para pemain yang selama ini menjadi andalan Bernardo Tavares.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *