Tim PKM UNM Berdayakan IRT Melalui Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme Jadi Bahan Pembuatan Sabun Hingga Pupuk Organik

Siti Lestari
Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Negeri Makassar (UNM) pada pelatihan pembuatan eco enzyme berbasis limbah rumah tangga. (Foto: Istimewa)
Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Negeri Makassar (UNM) pada pelatihan pembuatan eco enzyme berbasis limbah rumah tangga. (Foto: Istimewa)

GOWA, Quarta.id- Sampah, terutama yang dihasilkan oleh rumah tangga, hingga kini masih menjadi persoalan lingkungan yang menyentuh banyak aspek, termasuk kualitas kesehatan masyarakat.

Kampus diharapkan menjadi lokomotif pada upaya mencari jalan keluar pada problematikan persampahan, termasuk di level rumah tangga.

Adalah Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Negeri Makassar (UNM) yang hadir dengan inisiatif pemberdayaan ibu rumah tangga melalui pelatihan pembuatan eco enzyme berbasis limbah rumah tangga.

BACA JUGA: Sampah Organik dilarang Masuk TPA Sarimukti, Akademisi ITB Sampaikan ini!

Eco enzyme sendiri diklaim sebagai solusi ramah lingkungan yang tidak hanya membantu menjaga kebersihan, tetapi juga berpotensi menambah nilai ekonomi bagi keluarga.

Dihasilkan dari fermentasi limbah organik, seperti sisa buah dan sayuran, dengan tambahan gula dan air, pada prosesnya eco enzyme melibatkan aktivitas mikroorganisme yang memproduksi enzim, alkohol, dan asam asetat yang bersifat disinfektan.

Hasil fermentasi ini menjadi bahan pembuatan produk kebutuhan rumah tangga dan pertanian, seperti sabun, disinfektan, hingga pupuk organik.

Program pelatihan pembuatan eco enzyme oleh PKM UNM merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang didanai hibah DPPM KemendiktisaintekTahun Anggaran 2025.

BACA JUGA: Indonesia Perkuat Roadmap Pengurangan Sampah Melalui Strategi Guna Ulang oleh Produsen

Salah satu kegiatan pelatihan, dilaksanakan pada salah satu wilayah di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. 30 Agustus 2025 lalu.

Tim diketuai oleh Elfira Jumrah, S.Si., M.Si, dengan anggota tim Rini Perdana, S.Si., M.Sc, dan Dr. Suhartini Azis, S.Pd., M.Pd. serta melibatkan mahasiswa, yakni Aimar Ananda dan Refani, sebagai pendamping lapangan.

Pelatihan didahului dengan observasi dan sosialisasi sebagai langkah penting untuk memahami kondisi masyarakat sekaligus memperkenalkan konsep pengelolaan limbah rumah tangga.

Observasi dilakukan guna memetakan permasalahan yang dihadapi warga terkait penumpukan limbah organik, pola kebiasaan dalam membuang sampah, serta potensi yang bisa dikembangkan dari lingkungan setempat.

BACA JUGA: Tim PKM FMIPA UNM Bina Warga Herlang di Kabupaten Bulukumba, Ubah Limbah Kayu Jadi Sumber Pendapatan Baru

Sementara, sosialisasi untuk pemahaman mendasar tentang urgensi pengelolaan limbah rumah tangga secara bijak, dampak negatif jika dibiarkan menumpuk, serta peluang besar yang dapat muncul apabila limbah diolah menjadi produk yang bermanfaat.

Peserta juga dilibatkan pada  proses pembuatannya dengan bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan di rumah. Suasana pelatihan berlangsung interaktif, disertai tanya jawab terkait langkah demi langkah pembuatan eco enzyme.

Salah satu properti pelatihan berupa alat pencacah, diserahkan kepada perwakilan Ibu rumah tangga untuk dimanfaatkan dalam upaya mendorong kualitas kesehatan masyarakat dengan mengurangi limbah rumah tangga.

BACA JUGA: Didukung DPPM Kemendiktisaintek, Tim PKM UNM Dampingi Ibu Rumah Tangga di Enrekang, Ubah Limbah Ayam Jadi Pupuk Ramah Lingkungan

Menurut ketua tim, Elfira Jumrah, pelatihan ini tidak hanya berfokus pada keterampilan mengurangi limbah organik rumah tangga, tetapi juga diarahkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Melalui pengolahan sisa dapur menjadi eco enzyme, para ibu rumah tangga memperoleh produk bermanfaat yang dapat digunakan sebagai pembersih alami, pupuk cair, maupun bahan baku produk turunan bernilai jual,” ucapnya.

“Harapannya, melalui kegiatan ini ibu-ibu rumah tangga tidak hanya mampu mengolah limbah menjadi produk bermanfaat, tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan keluarga,” tambah Elfira.

Sebagai tindak lanjut, pada 20-21 September 2025 dilaksanakan pelatihan pembuatan sabun, disinfektan dan pupuk organic berbahan dasar eco enzyme yang kemudian dilanjutkan dengan praktik pengemasan produk.

BACA JUGA: Universitas Indonesia Perkuat Peran UMKM pada Wilayah Perbatasan RI-Malaysia

Hadiyati, IRT yang menjadi salah seorang peserta memberikan apresiasi atas inisiatif Tim PKM UNM ini.

“Senang dapat mengikuti kegiatan ini karena memperoleh pengalaman langsung dalam mengolah limbah rumah tangga menjadi produk bermanfaat,” ungkapnya.

Ia berharap keterampilan yang diperoleh tidak hanya bermanfaat bagi keluarganya, tetapi juga bisa menjadi peluang usaha bersama ibu-ibu rumah tangga lainnya di lingkungan sekitar.

Tim PKM UNM berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat dalam tahap lanjutan, tidak hanya dalam proses produksi, tetapi juga pada aspek pengemasan dan strategi pemasaran produk eco enzyme.

Langkah ini diharapkan dapat membantu warga setempat menjadikan hasil olahan limbah rumah tangga sebagai produk bernilai ekonomi, yang mampu dipasarkan lebih luas baik di lingkungan sekitar maupun ke pasar yang lebih kompetitif.

Dengan pendampingan berkelanjutan ini, Tim PKM UNM optimistis program tersebut tidak hanya berdampak pada peningkatan keterampilan, tetapi juga dapat menjadi salah satu sumber penghasilan tambahan bagi keluarga serta mendorong tumbuhnya kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *