JAKARTA, Quarta.id– Pemerintah Indonesia memberi perhatian serius atas konflik Timur Tengah terutama pascaserangan Israel ke fasilitas diplomatik Iran di Damaskus yang dibalas Iran dengan menyerang Israel dengan ratusan drone dan rudal, Sabtu (19/4/2024).
Sebagai respons cepat atas dinamika tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar Rapat Koordinasi pada Senin (15/4/2024) turut melibatkan seluruh unsur Kedeputian bersama dengan Kementerian Luar Negeri dan sejumlah duta besar.
BACA JUGA: Meski Sekutu Abadi Israel, AS Tolak Ikut Balas Serangan Iran
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut rapat tersebut merupakan langkah awal untuk mengkaji upaya deeskalasi konflik guna melindungi perekonomian Indonesia.
“Pelaksanaan rapat koordinasi ini merupakan assesment untuk upaya deeskalasi dampak konflik di kawasan Timur Tengah terhadap perekonomian Indonesia,” ungkap Menko Airlangga dikutip di laman kemenkeu.go.id, Selasa (16/4/2024).
Duta Besar RI di Amman, Ade Padmo Sarwono menyampaikan perkembangan terbaru situasi di kawasan serta harapannya agar konflik tidak mengalami eskalasi yang dapat merugikan ekonomi negara-negara di kawasan, termasuk Indonesia.
BACA JUGA: Dukung Serangan Balasan Iran ke Israel, Hamas: Hak Setiap Negara Membela Diri atas Agresi Zionis
Duta Besar RI Teheran (Iran), Ronny P Yuliantoro, juga menyoroti pentingnya untuk mengantisipasi dampak eskalasi konflik terhadap disrupsi logistik dan rantai pasok, terutama di Selat Hormuz yang vital bagi perekonomian global.
Selanjutnya, Abdul Kadir Jailani dari Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Dirjen Aspasaf) menekankan perlunya antisipasi terhadap kemungkinan eskalasi konflik di kawasan, meski menurutnya semua pihak saat ini tidak menginginkan situasi tersebut.
BACA JUGA: Kemlu Nyatakan Tak Ada WNI yang Terdampak Serangan Iran ke Israel
Namun, perlu diantisipasi dampaknya terhadap ekonomi global, terutama pengaruhnya terhadap harga minyak dan biaya logistik.
Eskalasi konflik geopolitik antara Iran dan Israel pada akhir pekan kemarin telah memberikan dampak signifikan pada perekonomian global, dengan harga minyak mentah masih berfluktuasi.
Hal ini juga memengaruhi pelemahan nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat beberapa mata uang di Kawasan Asia Pasifik pada Senin(15/4/2024), dengan mayoritas bursa saham mengalami penurunan.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di akhir perdagangan Selasa (16/4/2024), melemah imbas dari rilis angka penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan.
BACA JUGA: Iran Lancarkan Serangan Militer ke Israel, Ini Respons Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden
Kurs rupiah ditutup merosot 328 poin atau 2,07% menjadi Rp16.176 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 5 April 2024 sebesar Rp15.848 per dolar AS.
Pemerintah juga mencermati kondisi APBN agar dapat menjalankan perannya secara optimal sebagai shock absorber dan menjaga stabilitas ekonomi.
Sementara itu, koordinasi lebih lanjut akan dilakukan pemerintah bersama otoritas moneter dan fiskal untuk menghasilkan kebijakan yang tepat dalam menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Indonesia.