JAKARTA-Quarta.id– Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan akan turun gunung untuk membantu memenangkan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Jika benar turun gunung, seberapa besar pengaruh SBY dalam memenangkan calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) tersebut?
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Bandung Muradi mengatakan, makna turun gunung SBY sebetulnya hal yang tidak terlalu substansial.
BACA JUGA: Prabowo Dinilai Tersandera, Koalisinya Rapuh dan Rentan Bubar, Ini Penyebabnya
Dia menduga jika pun turun gunung, langkah presiden ke-6 Republik Indonesia tersebut tidak memberi efek besar bagi kemenangan Prabowo.
Alasannya, pertama, SBY sudah tidak menjabat presiden sejak 10 tahun lalu. Kondisi itu membuat masyarakat sudah tidak terlalu mengingat apa yang pernah SBY lakukan.
“Apalagi SBY tidak lagi terlibat langsung di politik dan orang tahunya dia lebih banyak melakukan aktivitas pribadi misalnya menekuni hobi melukis,” katanya kepada Quarta.id, Selasa (19/09/2023).
BACA JUGA: Gabung Koalisi Prabowo atau Ganjar, Demokrat Tunggu Putusan Majelis Tinggi Partai
Kedua, secara jejaring SBY sudah tidak sekuat dulu karena jaringannya sudah banyak berpindah. Muradi menyebut setiap pemerintahan akan beda dalam menempatkan orang-orang.
Muradi malah melihat makna turun gunung SBY itu bertujuan semata-mata untuk memperkuat eksistensi partainya.
Syukur-syukur jika bisa mengajukan putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo.
“Kalau SBY turun gunung itu lebih untuk menjaga eksistensi partainya ketimbang bekerja memenangkan Prabowo. Dia perlu menjaga daya tawar Demokrat agar punya suara signifikan di pemilu nanti,” papar Muradi.
BACA JUGA: Prabowo Bangun Koalisi Gemuk, Ini Plus Minus Capres Didukung Banyak Partai
Demokrat disebut perlu mendapatkan hasil maksimal di pemilu legislatif nanti karena itu bisa menjaga asa AHY saat akan maju menjadi capres atau cawapres di pemilu selanjutnya.
“Jadi tujuannya bukan lagi Pilpres 2024 tapi untuk 2029. Kalau saja Demokrat di pileg nanti bisa mendapatkan suara minimal 8%, ada peluang besar bagi AHY karena saat itu dia juga sudah matang,” paparnya.
Muradi bahkan menilai ada efek negatif jika SBY memang serius ingin turun gunung untuk Prabowo. Kompetitor atau orang yang berseberangan dengan SBY saat ia berkuasa bisa saja bangun untuk melawan.
“Mereka bisa gabung ke kubu Anies atau Ganjar karena ingin menjadi lawan SBY,” tandasnya.