JAKARTA,Quarta.id– Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi atas insiden pilot dan kopilot Batik Air yang tertidur selama 28 menit saat menerbangkan pesawat dari Kendari menuju Jakarta dengan membawa 153 penumpang dan empat kru.
BACA JUGA: Pilot dan Kopilot Batik Air Tertidur 28 Menit Saat Pesawat Mengudara dari Kendari ke Jakarta
Setelah melakukan investigasi KNKT membuat laporan berjudul Rekomendasi Keselamatan Nomor 04.O-2024-02.01 dan 04.O-2024-02.02 Investigasi Insiden Serius Pesawat Batik Air Indonesia, Airbus A320, PK-LUV Dalam Perjalanan Kendari ke Jakarta, 25 Januari 2024.
Berikut kronologi perjalanan pesawat Batik Air pulang pergi Jakarta-Kendari-Jakarta yang disarikan dari laporan KNKT yang terbit pada 27 Februari 2024.
Pada 25 Januari 2024, pesawat Airbus A320 registrasi PK-LUV sedang dioperasikan sebagai penerbangan penumpang berjadwal dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandar Udara Halu Oleo (WAWW), Kendari dan pulang pergi.
BACA JUGA: Apa Pemicu Pilot dan Kopilot Batik Air Tidur Bersamaan Saat Pesawat Mengudara, Ini Analisa Pengamat
Pesawat ini dioperasikan oleh dua pilot dan empat pramugari.
Penerbangan pertama dari Jakarta dijadwalkan berangkat pada 02.55 WIB. Selama persiapan penerbangan, Second in Command (SIC) menasihati Pilot in Command (PIC) bahwa dia kurang istirahat.
Pesawat berangkat dari Jakarta pukul 03.14 WIB. PIC bertindak sebagai pilot terbang (PF) dan SIC bertindak sebagai pilot monitoring (PM).
Pesawat melaju di ketinggian 36.000 kaki. Selama terbang, PIC menawarkan SIC untuk beristirahat karena ia menyadari SIC kurang istirahat.
BACA JUGA: Tiket Mulai Dijual, Ini Rute dan Jadwal Keberangkatan 24 Kereta Tambahan Lebaran 2024
SIC beristirahat di kokpit dan tidur sekitar 30 menit. PIC mengambil alih tugas SIC sebagai PM. SIC terbangun sebelum pesawat mulai turun.
Pukul 07.11 WITA, pesawat mendarat di Kendari. Selama transit ini, kedua pilot menyantap mie instan di kokpit. Setelah penurunan penumpang selesai, proses boarding penumpang untuk penerbangan pulang ke Jakarta dimulai.
Pukul 07.48 WITA, pesawat mulai bergerak untuk penerbangan pulang dengan nomor penerbangan BTK6723.
BACA JUGA: 10 Tahun Tragedi MH370, Malaysia Kembali Akan Lanjutkan Pencarian
Kedua pilot menggunakan headset mereka untuk memantau komunikasi radio pengontrol lalu lintas udara. Pengeras suara kokpit menyala dengan volume minimal.
Pukul 00.05 WIB pesawat berangkat dari Kendari menuju Jakarta. Dalam penerbangan ini, PIC bertindak sebagai PM dan SIC sebagai PF. Total penumpang yang berada di dalamnya sebanyak 153 orang.
Saat pesawat berada di ketinggian 22.000 kaki, ATC Kendari mengalihkan kendali BTK6723 ke ATC Makassar Area Control Center (ACC). Pesawat terus menanjak hingga ketinggian jelajah 36.000 kaki.
BACA JUGA: Maskapai ini Buka Penerbangan Langsung dari Jakarta, Yuk, Jelajahi Eksotisme Pulau Ternate!
Setelah tanda sabuk pengaman dimatikan, Pramugari (FA) melakukan pemeriksaan kabin dan memulai layanan makanan ringan penumpang. FA1 datang ke kokpit dan memberikan makanan ringan kepada pilot.
Setelah mempertahankan ketinggian jelajah 36.000 kaki, kedua pilot melepas headset dan volume pengeras suara kokpit ditingkatkan.
PIC kemudian meminta izin istirahat kepada SIC dan dikabulkan. Beberapa detik kemudian, PIC tertidur dan SIC kemudian mengambil alih tugas PIC sebagai PM.
BACA JUGA: Dorong Akselerasi Sektor Pariwisata, Kemitraan Pemda dan Maskapai Dinilai Jadi Salah Satu Solusi
PIC terbangun dan pada pukul 01.22 UTC (Coordinate Universal Time) bertanya apakah SIC ingin istirahat. SIC menjawab tidak.
Mengetahui bahwa PIC sedang tidur SIC melanjutkan tugasnya baik sebagai PF maupun PM.
Pada 01.24 UTC, SIC meminta untuk terbang dengan arah 275° untuk menghindari kondisi cuaca buruk ke ACC Makassar dan disetujui.
Pada pukul 01.34 UTC, SIC melaporkan kepada ACC Makassar bahwa pesawat tersebut terbang dengan arah 250°.
Pukul 01.42 UTC, ACC Makassar menginstruksikan BTK6723 untuk menghubungi ATC ACC Jakarta dan dibacakan kembali oleh SIC.
Pukul 01:43:32 UTC, SIC melakukan kontak awal dengan ACC Jakarta. BTK6723 diinstruksikan untuk mengikuti KURUS 2G Standard Instrument Arrival (STAR) dan melaporkan ketika pesawat bersih dari kondisi cuaca buruk.
Saat itu, pesawat sedang terbang dengan arah 250°, dan terletak sekitar 125 Nm sebelah timur Waypoint KURUS.
Pada 01:43:42 UTC, SIC membaca kembali instruksi Jakarta ACC. Beberapa saat kemudian, SIC kemudian secara tidak sengaja tertidur.
BACA JUGA: Super Air Jet Buka Rute Baru dari Solo dan Makassar Tujuan Bali
Pada 01.56 UTC atau 12 menit setelah transmisi terakhir yang tercatat dari SIC, ACC Jakarta menanyakan kepada BTK6723 berapa lama pesawat harus terbang pada pos saat ini (250°).
Tidak ada jawaban dari pilot.
Pada 01.57 UTC, ACC Jakarta menelepon BTK6723 dan tetap tidak ada respons dari pilot.
Beberapa upaya untuk menghubungi BTK6723 telah dilakukan ACC Jakarta termasuk meminta pilot lain untuk menghubungi BTK6723. Namun, tidak ada satupun panggilan yang ditanggapi oleh pilot BTK6723.
BACA JUGA: Terbang ke Asia Timur Semakin Mudah, Batik Air Buka Rute dari Tujuh Kota di Indonesia
Pukul 02.11 UTC atau 28 menit setelah transmisi terakhir yang tercatat dari SIC, PIC terbangun dan menyadari bahwa pesawat tidak berada pada jalur penerbangan yang benar.
PIC kemudian melihat SIC sedang tidur dan membangunkannya. Pada waktu yang hampir bersamaan, PIC menanggapi panggilan dari pilot lain dan ACC Jakarta.
PIC memberi tahu ACC Jakarta bahwa BTK6723 mengalami masalah komunikasi radio dan saat ini masalah tersebut telah teratasi. Penerbangan kemudian dilanjutkan dan mendarat di Jakarta dengan lancar.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini dan tidak ada kerusakan pada pesawat.