24 Juli Ditetapkan Hari Kebaya Nasional, Perempuan Indonesia Diajak Bangga Berkebaya

Siti Lestari
Sejumlah perempuan tampil anggun mengenakan kebaya pada acara Istana Berkebaya di Istana Negara, Minggu (6/8/2023). (Foto: kemenparekraf.go.id)
Sejumlah perempuan tampil anggun mengenakan kebaya pada acara Istana Berkebaya di Istana Negara, Minggu (6/8/2023). (Foto: kemenparekraf.go.id)

JAKARTA, Quarta.id-  Tanggal 24 Juli telah ditetapkan sebagai Hari Kebaya Nasional. Melalui momentum Hari Kebaya Nasional, perempuan Indonesia diajak untuk bangga mengenakan kebaya yang merupakan warisan budaya bangsa.

Tantri Diah Kirana Dewi, Ketua Panitia Puncak Acara Peringatan Hari Kebaya Nasional mengatakan, peringatan Hari Kebaya Nasional dilaksanakan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023.

BACA JUGA: Gebyar Seni Budaya Setu Babakan Meriahkan HUT ke-497 Kota Jakarta

Acara tersebut juga mengacu pada sejarah Kongres Wanita Indonesia (Kowani) ke-10 pada tahun 1964 yang dihadiri oleh Presiden Soekarno bersama 7.000 perempuan berkebaya.

Peringatan Hari Kebaya Nasional untuk yang pertama tahun ini diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (24/72024). Hadir pada acara ini Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana.

Mengangkat tema “Lestarikan Budaya dengan Bangga Berkebaya,” Hari Kebaya Nasional diharapkan dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk mengenakan kebaya. 

BACA JUGA: Magnet Desa Wisata Sangiran, Situs Purbakala dan Wisata Sejarah yang Kental

Tantri juga menekankan bahwa telah ditetapkan hari khusus berkebaya, yaitu “Selasa Berkebaya,” yang diharapkan dapat diterapkan oleh perempuan di seluruh Indonesia.

“Kebetulan kami sudah menetapkan di Kowani Selasa Berkebaya, selain Rabu Batik tentunya Selasa Berkebaya itu sudah digariskan untuk ditetapkan sebagai hari berkebaya di Kowani. Insyaallah hari Selasa ini juga akan kami siarkan ke seluruh negeri untuk bisa setiap Selasa ibu-ibu berkebaya semua,” jelas Tantri dikutip dari laman setkab.go.id.

Tantri juga menjelaskan tentang berbagai jenis kebaya yang akan diajukan dalam nominasi UNESCO bersama empat negara ASEAN lainnya. Mulai dari kebaya labuh dari Sumatera, kebaya kutu baru dari Jawa, kebaya noni dari Sulawesi Utara, kebaya nona dari wilayah Timur Maluku dan Papua, hingga kebaya kerancang.

BACA JUGA: Indonesian Heritage Agency Diluncurkan, Ikhtiar Merawat dan Memanfaatkan Kekayaan Budaya Bangsa

Sementara itu, Nunun Daradjatun dari Perhimpunan Kebayaku juga turut berbicara tentang pentingnya kebaya dalam budaya Indonesia.

Ia berharap agar Hari Kebaya Nasional tidak hanya menjadi euforia sesaat, tetapi menjadi kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya yang diwariskan oleh leluhur. 

BACA JUGA: Kampung Adat di NTT Ini Dinobatkan sebagai Desa Tercantik Kedua di Dunia Versi Time Out

“Harapannya kami mohon agar ini bukan hanya euforia sesaat, tapi kami menginginkan kebaya menjadi sebuah kenyataan kebanggan kecintaan kita terhadap budaya yang diwariskan oleh pewaris-pewaris kita terdahulu,” harapnya.

Senada, Sendy dari Perhimpunan Kebayaku juga mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk mencintai dan melestarikan kebaya Indonesia. Hal tersebut penting agar kebaya Indonesia tidak punah.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *