Horor, Begini Kekacauan yang Terjadi di Seluruh Dunia Saat Microsoft Windows Lumpuh

Al-Qadri Ramadhan
Penumpang pesawat menunggu untuk check-in di bandara di Hamburg, Jerman, pada Jumat (19/7/2024). (Foto: Bodo Marks/DPA, melalui Associated Press)
Penumpang pesawat menunggu untuk check-in di bandara di Hamburg, Jerman, pada Jumat (19/7/2024). (Foto: Bodo Marks/DPA, melalui Associated Press)

NEWYORK, Quarta.id– Dampak dari down-nya sistem operasi Microsoft pada Jumat (19/7/2024) malam membuat kekacauan yang parah di seluruh dunia.

Perangkat teknologi informasi (IT) yang menggunakan sistem operasi Microsoft mengalami kelumpuhan yang berakibat terganggunya banyak layanan.

Gangguan ini dipicu proses update sistem yang dilakukan oleh perusahaan keamanan siber, CrowdStrike. Microsoft termasuk perusahaan yang menggunakan jasa Crowdstrike.

BACA JUGA: Citilink Alami Gangguan Operasional di Bandara Dampak Microsoft Windows Down

Efek yang ditimbulkan pun cukup mengerikan. Banyak negara dilaporkan mengalami gangguan sistem IT. Satu di antara yang parah adalah lumpuhnya penerbangan karena terjadi gangguan check in.

Tidak hanya itu, gangguan juga terjadi pada sektor energi. Sejumlah negara dilaporkan mengalami pemadaman listrik. Sektor perbankan di sebagian negara juga lumpuh.

Di Amerika Serikat, rumah sakit dilaporkan tidak bisa melaksanakan operasi, hingga terganggunya layanan panggilan darurat 911.

Dilaporkan CNN yang mengutip FlightAware.com, hingga Jumat malam, lebih dari 3.000 penerbangan masuk, keluar atau dalam Amerika Serikat telah dibatalkan dan lebih dari 11.000 ditunda. Bandara yang lumpuh mengakibatkan ribuan penumpang terlantar.

BACA JUGA: Dalam 10 Tahun Indonesia Bangun 27 Bandara Baru, di Mana Saja?

The New York Times dalam laporannya Sabtu (20/7/2024) mengulas apa yang sebenarnya terjadi pada Jumat horror tersebut.

Dijelaskan, pembaruan perangkat lunak cacat yang dikirim oleh perusahaan keamanan siber yang kurang dikenal menyebabkan kekacauan dan gangguan di seluruh dunia.

Perusahaan tersebut, CrowdStrike, yang berbasis di Austin, Texas, membuat perangkat lunak yang digunakan oleh perusahaan multinasional, lembaga pemerintah, dan sejumlah organisasi lain untuk melindungi dari peretas dan penyusup online.

BACA JUGA: Bandara Hamad Qatar Terbaik Dunia Kalahkan Changi Singapura, Soekarno-Hatta Naik ke Peringkat 28

Namun ketika CrowdStrike mengirimkan pembaruannya pada hari Kamis (18/7/2024) kepada pelanggannya yang menjalankan perangkat lunak Microsoft Windows, komputer mulai mogok.

Dunia disebut menjadi bergantung pada Microsoft dan beberapa perusahaan keamanan siber seperti CrowdStrike.

“Jadi ketika satu perangkat lunak yang cacat dirilis melalui internet, hal itu dapat langsung merugikan banyak perusahaan dan organisasi yang bergantung pada teknologi tersebut sebagai bagian dari bisnis sehari-hari,” tulis media tersebut.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *