TANA TORAJA, Quarta.id – Longsor yang menerjang wilayah Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Sabtu (13/4/2024) siang menyebabkan 20 orang meninggal dunia akibat tertimbun tanah.
Upaya pencarian korban tertimbun telah dihentikan sejak Senin (15/4/2024) setelah seluruh jasad korban hilang berhasil ditemukan oleh tim gabungan.
Langkah berikutnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengusulkan agar warga di sekitar lokasi longsor direlokasi untuk meminimalkan dampak bencana jika longsor serupa kembali terjadi di masa mendatang.
BACA JUGA: Korban Tewas Tertimbun 14 Orang, Penanganan Longsor Toraja Terkendala Alat Berat
Lokasi tanah longsor ini berada di Desa Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja. Letak rumah warga berada di ketinggian 1.300 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan butuh waktu sekitar 45 menit pendakian untuk tiba di lokasi.
Adapun waktu tempuh menuju lokasi dari Kota Makassar, ibukota Sulawesi Selatan, memerlukan tujuh jam perjalanan darat.
Relokasi permukiman warga dari lokasi perbukitan yang rawan longsor jadi opsi yang akan ditawarkan kepada masyarakat setempat yang terdiri 23 Kepala Keluarga (KK).
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Hantui Mudik, Petugas Penyeberangan Diminta Tak Sepelekan Informasi BMKG
Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Fajar Setyawan yang meninjau lokasi terdampak longsor pada Selasa (16/4/2024) mengatakan, untuk penanganan darurat jangka menengah, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan dinas dan kementerian terkait. Akan dibahas upaya menihilkan potensi bahaya tanah longsor susulan.
“Kami akan mengundang Badan Geologi untuk mencari rekomendasi terkait kebutuhan relokasi warga setempat. Kalau menurut saya setelah melihat kondisi di lapangan, relokasi adalah pilihan yang tepat”, ujar Fajar dikutip dari laman bnpb.go.id, Rabu (17/4/2024).
BACA JUGA: Bicara pada Forum PBB, Kepala BMKG Beberkan PR Dunia untuk Wujudkan Laut yang Aman
Menurut Fajar, pasca selesainya upaya evakuasi korban, fokus penanganan darurat saat ini adalah kepada masyarakat yang terdampak.
“Setelah belanja masalah kepada Pemda dan BPBD hal yang paling urgen adalah pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak yang selamat,” ujarnya.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja, sebanyak 77 jiwa dari 23 KK terdampak tanah longsor. Para warga untuk sementara menempati gedung gereja setempat.
BACA JUGA: Ini Prediksi Cuaca BMKG Pada Puncak Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran Idulfitri 2024
BNPB segera mendirikan tenda keluarga sebanyak 50 unit yang dapat dipergunakan warga sebagai tenda hunian sementara. Selain itu, BNPB juga akan memenuhi kebutuhan selimut, alas tidur dan kebutuhan pangan untuk beberapa hari ke depan.
Peristiwa tanah longsor Toraja menyebabkan 20 orang meninggal dunia, dua orang luka-luka, dan sedikitnya 74 jiwa mengungsi ini terjadi pascahujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut.