JAKARTA, Quarta.id– Isu flu Singapura sedang ramai diperbincangkan masyarakat Tanah Air. Per Maret 2024, flu Singapura di Indonesia tercatat tembus 5.000 kasus.
Berdasarkan data dari Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons Kementerian Kesehatan, terdapat 5.461 orang yang terjangkit flu Singapura di Indonesia.
Sementara itu, data yang didapatkan dari beberapa laporan Dinas Kesehatan di daerah, ada 738 kasus dilaporkan terjadi di Banten dan sebanyak 45 kasus di Depok.
BACA JUGA: Program Kerja Capres Bidang Kesehatan Perlu Selaras dengan Agenda Utama WHO 2024
Anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengatakan penularan flu Singapura cenderung lebih ringan, sebab kasus kematiannya pun tergolong rendah.
”Meski begitu, tetap harus dilakukan pencegahan. Caranya dengan mencegah kontak langsung dengan ruam pada penderita dan mencegah kontak dengan cairan tubuh atau tinja pasien. Penyebaran ruam pada flu Singapura juga biasanya terjadi di akral atau tangan dan kaki serta mukosa atau mulut,” kata Erlina dikutip dari laman idionline.com, Sabtu (6/4/2024).
BACA JUGA: BMKG Sebut Indonesia Masuk Musim Pancaroba, Ini 4 Penyakit pada Si Kecil Yang Perlu Moms Wapadai
Meskipun gejalanya mirip dengan flu biasa, namun flu Singapura memiliki karakteristik khusus yang membutuhkan perhatian tersendiri.
Berikut ini pemaparan mengenai flu Singapura dikutip dari laman idionline.com.
Apa Itu Flu Singapura?
Flu Singapura atau penyakit tangan, kaki, dan mulut (hand, foot, and mouth disease/HFMD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus.
Penyakit ini bisa menyerang anak-anak sampai orang dewasa. Pada umumnya, penyakit yang satu ini paling banyak menyerang anak usia 10 tahun. Namun, tak jarang menyerang anak usia di bawah 5 tahun.
Penyebab Terjadinya Flu Singapura
Flu Singapura biasanya disebabkan oleh strain coxsackievirus, atau yang paling sering disebabkan oleh strain A16. Coxsackievirus merupakan bagian dari kelompok virus yang biasa disebut enterovirus. Virus ini bisa menyebar dengan mudah dari satu orang ke yang lainnya.
Selain itu, virus jenis ini juga bisa menyebar ke jaringan pada mulut, amandel, bisa masuk ke dalam sistem pencernaan, dan bahkan dapat menyebar ke seluruh tubuh lewat aliran darah.
BACA JUGA: PBB: 4,9 Juta Anak di Dunia Meninggal Sebelum Ulang Tahun Kelima
Adapun flu Singapura dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui cara-cara berikut:
Gejala Flu Singapura
Seseorang yang terkena flu Singapura biasanya akan mengalami gejala pada saluran pernapasan. Hal ini terjadi lantaran disebabkan oleh micro mimicry (peniruan) dengan virus lainnya yang menyebabkan infeksi, seperti virus myxovirus, rhinovirus, dan coronavirus.
Untuk gejala yang terjadi pada anak-anak, biasanya akan ditandai dengan mengalami demam selama 1-3 hari, muncul luka di area mulut, dan terdapat ruam pada area kulit tangan dan kaki.
Meski begitu, untuk memastikan seseorang terkena flu Singapura atau tidak, diperlukan adanya pemeriksaan lebih lanjut apabila mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan.
Cara Mencegah Penularan
Berikut ini beberapa mencegah penularan flu Singapura yang bisa dilakukan:
Mulailah dari cara termudah dengan mencuci tangan memakai sabun, memakai hand sanitizer, dan perhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Bagi orang tua, pastikan asupan nutrisi anak terpenuhi setiap harinya supaya tidak mudah terkena virus. Jangan lupa perhatikan juga jam tidur anak agar istirahatnya cukup.
Virus bisa menular lewat makanan mentah. Oleh karena itu, konsumsi makanan yang sudah dimasak sampai matang.
Selain itu, sebaiknya hindari juga konsumsi seafood yang masih mentah untuk meminimalisasi penyebaran virus.
Untuk mencegah dari terkena flu Singapura bisa dilakukan dengan cara disinfeksi pada toilet dan benda-benda yang berada dekat dari jangkauan anak-anak.