JAKARTA, Quarta.id– Debat kelima calon presiden (capres) pada Minggu (4/2/2023) malam di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, diprediksi berjalan sengit dan panas.
Para capres, terutama Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo diprediksi akan menggunakan strategi offensif atau menyerang demi mendongkrak elektabilitas.
BACA JUGA: Debat Terakhir Capres, KPU Tambah Durasi Closing Statement, Apa Alasannya?
Pengamat politik dari Unikom Bandung Wim Tohari Daniealdi mengatakan, debat terakhir ini akan jadi penentu apakah pemilihan presiden (pilpres) akan berjalan satu putaran atau berlanjut ke putaran kedua.
“Dibandingkan empat debat sebelumnya, debat kali ini kemungkinan yang paling panas. Ini battle ground terakhir, ibaratnya debat ini amunisi terakhir bagi capres,” ujar Wim kepada Quarta.id, Minggu (4/2/2024).
BACA JUGA: Mantan Direktur WHO Ini Imbau Debat Capres Angkat Topik Penyakit Menular Terabaikan
Wim menyebut, hasil debat terakhir akan sangat memengaruhi pergerakan elektabilitas capres. Saat ini, kata dia, hasil survei sejumlah lembaga menunjukkan elektabilitas capres nomor urut 2 Prabowo Subianto sudah mendekati 50% yang jadi ambang batas satu putaran.
Jika memang benar elektabilitas Prabowo sudah di angka 47% atau 48%, lanjut dia, maka peluang Prabowo menang satu putaran cukup terbuka karena itu sudah angka margin error yang biasanya 2,5%.
BACA JUGA: Anies, Prabowo, atau Ganjar yang Bakal Kuasai Panggung Debat Terakhir? Ini Analisis Pengamat
“Kondisi ini yang akan membuat capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo akan tampil offensif dan berupaya menggerus elektabilitas Prabowo,” tandasnya.
Debat terakhir capres malam ini mengangkat enam tema yakni pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.
Ketiga capres akan tampil memaparkan visi misi dan saling adu gagasan. Mereka juga akan menjawab pertanyaan yang telah disusun oleh tim panelis yang berjumlah 12 orang.