Dukung Visi Ketahanan Pangan Nasional, ITB Hadirkan Dua Alat Inovasi Teknologi Pascapanen

Arifuddin Kunu
mobile corn dryer

BANDUNG, Quarta.id- Institut Teknologi Bandung (ITB) menunjukkan komitmennya mendukung ketahanan pangan nasional melalui hilirisasi teknologi.

ITB menghadirkan dua teknologi pascapanen, yakni MCD atau Mobile Corn Dryer dan Mesin Jemur Dehidrator.

Kedua alat ini diklaim dapat menekan kerugian petani dan menjaga kualitas produk dari pertanian, peternakan, dan perikanan.

BACA JUGA: Teknologi AI Melaju Pesat, Kepala PPATK Ingatkan Ancaman Kejahatan di Industri Perbankan

Laman itb.ac.id menyebut, dua alat tersebut merupakan bentuk konkret dari inovasi teknologi tepat guna yang didesain untuk menjawab persoalan mendasar di sektor pertanian dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Mobile Corn Dryer (MCD) adalah alat pengering jagung portabel yang berperan penting dalam penanganan pascapanen.

“Alat ini dapat mengeringkan hasil panen petani jagung dengan lebih cepat, terprogram, dan mudah,” tulis laman tersebut. dikutip Quarta.id, Selasa (27/5/2025).

BACA JUGA: Rasio Kewirausahaan Indonesia Rendah, Ini Rekomendasi Mantan Rektor ITB untuk Capres

Dengan sedikit penyesuaian, alat ini dapat digunakan untuk komoditas pertanian lainnya. Alat ini menjadi penting bagi petani karena kadar air yang tinggi pada hasil panen sering menjadi hambatan dalam penyimpanan dan distribusi.

Dengan jagung yang dikeringkan, petani tetap mendapatkan kualitas jagung yang baik dan homogen serta dapat tersimpan lebih lama tanpa mengurangi kualitasnya.

Jika harga jatuh, petani masih dapat menyimpan jagung kering lebih lama untuk menunggu harga kembali normal.

Alat dimaksud memiliki kecepatan pengeringan 10% untuk kapasitas 1 ton/jam, dapat beroperasi meski kurang dari 3 ton jagung, mampu beroperasi 10 jam non-stop, dan operasional cukup dilakukan dua orang.

Mesin Jemur Dehidrator

Mesin Jemur Dehidrator adalah alat pengering untuk sejumlah komoditas seperti kunyit, bengkuang, ubi, raspberi, cabai, ikan, hingga jahe.

Alat ini menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi untuk pengolahan pertanian, peternakan, dan perikanan karena durasi panas yang terbatas, kontaminasi, dan kualitas produk yang tidak konsisten jika bergantung pada pengeringan secara tradisional dengan cahaya matahari.

Mesin Jemur Dehidrator ini memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikan umur simpan produk lebih panjang; kualitas rasa, tekstur, dan kandungan gizi yang tetap terjaga.

BACA JUGA: Banyak Tumbuh di Sulsel, Unhas dan BRIN akan Kembangkan Aren Jadi Produk Biomassa

Selain itu, produk minim terbuang karena dapat diolah menjadi produk kering bernilai jual tinggi; membuka akses ke pasar baru bahkan ekspor; dan berpeluang menghasilkan lebih banyak varian produk.

Selain efisien, alat ini minim panas yang terbuang ke lingkungan, menjadikannya solusi ramah energi untuk para pelaku UMKM yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian dan makanan kering.

Dua alat ini didistribusikan oleh PT Rekacipta Inovasi ITB dan sudah digunakan di 11 provinsi di Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Kalimantan.

BACA JUGA: Cegah Krisis Sumber Daya Air, BMKG Maksimalkan Operasi Modifikasi Cuaca

Adapun MCD dan Mesin Jemur Dehidrator ini dipamerkan pada peluncuran Program Strategis Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP), di Hall Indoor Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (15/5/2025) lalu.

Direktur Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran ITB, Prof. Dr.-Ing. Zulfiadi, S.T., M.T., mengatakan bahwa ITB tidak hanya fokus pada pengembangan keilmuan, tetapi juga berupaya menjadi institusi yang berdampak langsung bagi masyarakat.

“ITB mendukung terciptanya ekosistem inovasi yang bermanfaat. Kami terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah, pemerintah provinsi, perusahaan, dan industri, agar inovasi yang dihasilkan tidak berhenti di laboratorium, tetapi hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *