Jangan Anggap Enteng Cedera, Ini Pentingnya Mendatangi Spesialis Kedokteran Olahraga

Bakti M. Munir
Seorang pelari melakukan pemanasan sebelum latihan lari di Kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis (11/7/2024). Pemanasan sangat poenting untuk menghindari cedera saat olahraga. (Foto: Quarta.id/Eros Amil Maj)
Seorang pelari melakukan pemanasan sebelum latihan lari di Kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis (11/7/2024). Pemanasan sangat poenting untuk menghindari cedera saat olahraga. (Foto: Quarta.id/Eros Amil Maj)

JAKARTA, QUARTA.id– Tak ada atlet atau penggemar olahraga yang menginginkan cedera. Namun, faktanya cedera bisa menimpa siapa saja dan terjadi kapan saja.

Saat cedera datang, tak hanya rasa sakit dan keterbatasan fisik yang dialami, melainkan dapat pula berakibat pada terhentinya performa dan karier atlet.

Nah, di sinilah peran spesialis kedokteran olahraga sangat dibutuhkan dalam membantu mereka yang cedera untuk bisa kembali ke lapangan dengan aman.

BACA JUGA: Tour de Banyuwangi Ijen 2024 Digelar, Ratusan Pebalap Berpacu Taklukkan Trek Menantang

Tugas spesialis kedokteran olahraga bukan hanya sekadar menentukan apakah seorang atlet sudah siap kembali berolahraga atau belum. Mereka berperan sebagai pemandu, memastikan transisi dari masa pemulihan menuju latihan dan kompetisi yang aman dan optimal.

Mengapa saat cedera atlet atau penggemar olahraga disarankan hanya berobat ke ahli, yakni spesialis kedokteran olahraga?

Berikut ini penjelasan Spesialis Kedokteran Olahraga Andhika Raspati dikutip dari laman idionline.org.

Terhadap orang yang cedera, prosesnya tidak hanya melibatkan pemeriksaan fisik dan tes medis. Spesialis kedokteran olahraga juga menggali lebih dalam terkait riwayat cedera, kondisi kesehatan saat ini, hingga tujuan dan target atlet tersebut.

BACA JUGA: 56,5 Persen Perokok Aktif di Indonesia adalah Anak Muda, Penetrasi Iklan Rokok Disorot

Andhika Raspati, mengatakan, perannya tak hanya sebatas memberikan izin kembali berolahraga.

“Tugas kami menentukan atau memberikan ‘hak’ atau memastikan keamanan seseorang untuk return sport atau kembali ke olahraganya. Jadi, memang selain melakukan assesment atau kesiapan mereka, kita juga hantarkan untuk menuju ke sana,” jelasnya.

Proses kembalinya seorang atlet ke lapangan juga tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru. Spesialis kedokteran olahraga akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan penilaian menyeluruh untuk memastikan kesiapan atlet, baik secara fisik maupun mental.

BACA JUGA: Sering Terjebak Macet Jadi Pemicu Resiko Penyakit Jantung? Ini Penjelasan Ahli

Spesialis kedokteran olahraga juga berperan dalam membantu atlet yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung atau bekas operasi lutut.

“Bagi mereka yang memiliki kondisi medis, kita akan memastikan bahwa mereka aman untuk berolahraga. Kita akan atur intensitas dan jenis latihannya, serta melakukan monitoring yang ketat selama mereka berlatih,” ujar anggota Junior Doctors Network – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini. 

Kembali Berolahraga dengan Minim Risiko

Upaya spesialis kedokteran olahraga ini bertujuan untuk membantu para atlet kembali berolahraga dengan aman dan meminimalkan risiko cedera ulang.

“Kita ingin mereka bisa kembali ke performa terbaiknya tanpa rasa khawatir. Dengan program yang tepat dan pendampingan yang profesional, mereka dapat mencapai tujuannya dengan aman,” tuturnya. 

BACA JUGA: Mudah Dilakukan, Ini Manfaat Senam Lansia, Diantaranya Memperbaiki Kesehatan Jiwa

Karena itu, disarankan, jika Anda mengalami cedera saat berolahraga, meskipun bukan seorang atlet, segeralah konsultasikan dengan spesialis kedokteran olahraga untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Prinsipnya, semakin cepat cedera ditangani, semakin besar peluang pemulihan yang optimal dan kembalinya Anda ke lapangan.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *