YOGYAKARTA, Quarta.id– Memberikan pendidikan seksual sejak dini ke anak bukanlah hal tabu untuk dilakukan oleh setiap orangtua.
Pengetahuan seks yang sesuai dengan umur anak tidak hanya bermanfaat untuk mencegah pelecehan, tetapi juga membantu mencegah trauma yang dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental anak-anak.
BACA JUGA: Bandar Jadikan Korban Perdagangan Orang Operator Judi Online di Luar Negeri
Kepala Pusat Studi Wanita Uiversaitas Gadjah Mada (UGM) Widya Nayati mengatakan, pengenalan pendidikan seksual sejak usia dini adalah langkah penting untuk melindungi anak-anak dari potensi pelecehan seksual.
Ia menjelaskan bahwa anak-anak perlu diajarkan untuk mengenali bagian-bagian tubuh mereka, terutama bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain selain orang tua atau pengasuh yang dipercaya.
BACA JUGA: Waspada, Remaja Rentan Alami Kekerasan Seksual Saat Gunakan Aplikasi Kencan
Menurut Widya, pemahaman mengenai batasan tubuh ini sangat penting untuk dikenalkan kepada anak-anak sejak kecil.
“Dengan pemahaman yang benar, anak-anak akan lebih mampu melindungi diri mereka sendiri dari potensi pelecehan seksual, yang sering kali dilakukan oleh orang terdekat,” tegas Widya dikutip di laman ugm.ac.id, Jumat (15/11/2024).
BACA JUGA: Edukasi Seks Jangan Dianggap Tabu, Ini Manfaat Pentingnya buat Remaja
Dia mengingatkan orang tua untuk senantiasa peka terhadap kebutuhan dan perasaan anak-anak mereka, serta menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk berdiskusi mengenai hal-hal yang mungkin dianggap sensitif. Dengan cara ini, anak-anak dapat lebih terbuka kepada orang tua dan merasa didukung.
Widya memberikan panduan khusus bagi orang tua tentang kapan anak laki-laki sebaiknya tidak lagi dimandikan oleh ibu mereka dan sebaliknya, kapan anak perempuan tidak dimandikan oleh ayah mereka.
BACA JUGA: Kontroversi Penyediaan Alat Kontrasepsi bagi Siswa dan Remaja, Ini Tanggapan Kemenkes
Ia menjelaskan bahwa perhatian terhadap batasan-batasan tersebut membantu mencegah kebingungan pada anak mengenai privasi tubuh, serta memberikan kesadaran mengenai batasan yang sehat sejak dini.
Widya juga menyoroti bahwa sebagian besar kasus pelecehan seksual melibatkan orang terdekat, seperti anggota keluarga seperti dari paman, bibi, kakek, nenek, atau sepupu maupun orang-orang yang tinggal bersama, termasuk anak kos.
Oleh sebab itu, ia mengajak para orang tua untuk terus waspada dan memperhatikan setiap perubahan perilaku atau tanda-tanda yang mungkin menunjukkan bahwa anak mereka mengalami ketidaknyamanan atau gangguan.