JAKARTA, Quarta.id- Kasus dengue di Indonesia pada awal 2024 meningkat hingga tiga kali lipat dibanding 2023.
Hal ini disampaikaan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengutip data Badan Kesehatan Dunia (WHO).
BACA JUGA: Kemenkes Ingatkan Potensi Meningkatnya Kasus DBD Saat Musim Kemarau
“Data di laman WHO menyebutkan bahwa sejak 1 Januari sampai 30 April 2024 di negara kita dilaporkan ada 88.593 kasus terkonfirmasi dengue dan 621 kematian, di mana data ini menunjukkan peningkatan tiga kali dibanding periode waktu yang sama di tahun 2023,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini juga mengutip data dari Kementerian Kesehatan yang menunjukkan sampai minggu ke 24 tahun ini sudah tercatat 131.501 kasus dengue dan 799 kematian.Sedangkan umlah suspek dengue mencapai 392.888 orang.
BACA JUGA: 17 Daerah Ini Berstatus Bebas Malaria pada 2024, Berikut Daftarnya
“Belum lagi, siklus peningkatan kasus bermakna kita yang dulu terjadi setiap 10 tahun maka belakangan ini setiap tiga tahun ada peningkatan kasus yang berarti dan memakan korban sakit dan meninggal pula,” lanjutnya.
Kondisi ini memerlukan langkah penanganan yang baik dari pemerintah.
Tjandra menyampaikan data tersebut saat menjadi pembicara pada “Expert Forum on Dengue Prediction, Prevention, and Control” yang diselenggarakan oleh “The Centre for Environment and Population Health (CEPH)” Unuversitas Griffith Brisbane Australia, Rabu (14/8/2024).
BACA JUGA: Ratusan Anak Jalani Cuci Darah Diduga Dipicu Makanan Berpemanis, BPKN Bentuk Tim Pencari Fakta
Pembicara lain di acara itu yakni Professor Patricia Dale dari Universitas Griffith, Dr. Jonathan Darbro yang merupakan Presiden/Ketua dari Mosquito Control Association of Australia serta Professor Qiyong Liu dari China CDC.
Pada acara melalui Zoom itu, ahli penyakit menular ini juga mengutip data dari ASEAN 1 Januari sampai 1 Mei 2024 yang menunjukkan sebanyak 219.109 kasus dengue di kawasan Asia Tenggara dengan 774 kematian.
BACA JUGA: Disertasi Dosen UGM: Pulse Oksimeter Bisa Selamatkan Bayi dari Bahaya Penyakit Jantung Bawaan Kritis
Angka kematian adalah jumlah kematian dibagi jumlah kasus (Case Fatality Rate CFR) 0,35%.
“Hanya saja harus kita akui bahwa angka kematian (CFR) kita adalah yang paling tinggi di ASEAN, yaitu 0.70%. Data CFR Malaysia adalah 0,08%, Thailand 0,1%, Filipina 0,32%, Kamboja 0,34%, Vietnam 0,01% dan bahkan Singapura angka CFRnya 0.0%,” lanjutnya.
“Kita tentu berharap agar di masa datang pengendalian Dengue kina dapat lebih baik lagi,” tandasnya.