JAKARTA, Quarta.id– Erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, menimbulkan kerusakan parah pada sebagian rumah warga.
Pemerintah menyatakan siap membantu warga membangun kembali rumahnya. Bagi warga yang rumahnya rusak berat, mendapatkan biaya perbaikan senilai 60 juta rupiah.
Bagi rumah rusak sedang berhak mendapat bantuan senilai Rp30 juta, sedangkan rumah rusak ringan Rp15 juta rupiah.
BACA JUGA: Tujuh Bandara di Sulawesi Ini Tutup Dampak Letusan Gunung Ruang
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pemerintah juga segera akan membangun hunian tetap sebagai rumah relokasi bagi warga yang sebelumnya tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) I.
Pemerintah disebutnya tidak akan tinggal diam meskipun nanti erupsi telah selesai.
“Kami dari BNPB bersama pemerintah daerah akan tetap mendampingi bapak-ibu sekalian. Ada nanti mungkin di antara bapak-ibu sekalian akan direlokasi. Dipindahkan ke rumah yang baru. Karena rumah yang ditinggali sekarang berada di zona berbahaya,” jelas Suharyanto saat berkunjung ke lokasi pengungsian warga di Pulau Siau, Sitaro, Sabtu (4/5/2024) dikutip dari laman bnpb.go.id.
BACA JUGA: Gunung Ruang Kembali ke Level Awas, Warga di Radius 6 Km Diminta Dievakuasi
Pada kesempatan itu, salah seorang warga menyampaikan keresahannya karena rumah mereka rusak parah setelah dihujani batu vulkanik sehingga tidak mungkin lagi ditempati.
Mendengar hal tersebut, Kepala BNPB menegaskan bahwa pemerintah melalui BNPB akan terus mendampingi masyarakat terdampak bencana.
Tidak hanya pada masa tanggap darurat saja, namun BNPB bersama pemerintah akan terus menyertai hingga pascabencana melalui program rehabilitasi dan rekonstruksi.
BACA JUGA: 9.000 Warga Pulau Tagulandang Diungsikan Pakai Kapal, Evakuasi Butuh Waktu Tiga Hari
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menaikkan status Gunung Ruang ke Level IV atau Awas sejak Selasa (30/4/2024). Hal tersebut merespons aktivitas vulkanik gunung berapi tersebut yang kembali meningkat.
Akibatnya, warga yang berada di radius 7 km dari pusat erupsi diminta menjauh dari lokasi. Sedikitnya 9.083 warga Pulau Tagulandang terpaksa dievakuasi menggunakan kapal agar terhindar dari dampak buruk letusan gunung.